#under_header{ margin:10px 0; padding:1%; width:98%; }

Kamis, 20 Oktober 2011

Pola Makan Seimbang


Make your food be your medicine

Kebanyakan orang Indonesia terbiasa dengan pola makan tiga kali sehari dengan menu pokok nasi. Bahkan salah seorang teman saya mengatakan, jika belum terbentuk gunung rinjani [terlalu berlebihan] atau membentuk tumpeng, rasanya belum afdoL namanya makan... ^_^ hal ini menyebabkan asupan karbohidrat berlebihan. Bukankah gemuk belum berarti sehat??

Ada pula pedoman makan yang keliru yang berkembang di negara kita yaitu 4 sehat 5 sempurna dimana ditekankan makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah dan disempurnakan oleh susu. Padahal untuk memperoleh gizi yang sempurna dibutuhkan hanya 6 zat yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi, protein selain sebagai sumber energi memiliki fungsi membangun dan memperbaiki, vitamin dan mineral merupakan mikronutrien sebagai pengatur reaksi dalam tubuh dan air. Untuk memperoleh gizi sempurna yang diperlukan oleh tubuh, hanya diperlukan keseimbangan antara asupan dari 6 nutrisi ini. Jika dilihat pada pola 4 sehat 5 sempurna, makanan pokok menjadi sumber energi,lauk pauk tergantung dari jenisnya; dapat menjadi sumber energi, lemak juga protein,sayur dan buah menjadi sumber vitamin dan mineral yang hanya dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil dan susu yang merupakan protein menjadi sumber energi juga. Tapi perlu diperhatikan bahwa untuk melaksanakan fungsi membangun, protein harus mengandung asam amino lengkap yang diperlukan untuk membentuk sel itu.
Dengan pola makan yang baik, asupan gizi lengkap dan seimbang dan juga kesehatan terjaga. Oleh karena itu, ada yang mengatakan 'make your food be your medicine' atau dikatakan jadikanlah makananmu menjadi obatmu. Dengan makanan yang seimbang, gizi yang dibutuhkan tubuh terpenuhi dan reaksi yang terjadipun berlangsung dengan baik.
Selain itu, makanan, obat dan racun memiliki perbedaan tipis yaitu hanya pada dosis, orang yang mengkonsumsi dan kondisi. Misalnya glukosa, untuk orang normal, glukosa merupakan sumber energi yang dapat langsung diserap dengan bantuan insulin dan natrium. Tapi, ketika diberikan kepada orang diabetes, glukosa yang diberikan dapat menyebabkan darah kental, gatal-gatal, poliuria, polidipsi dan polifagia . Sama halnya dengan Natrium, untuk orang yang hyponatrium [bisa akibat keringat berlebihan, muntah atau diare yang parah] pemberian Natrium atau dalam bentuk garam dapur disarankan. Akan tetapi, pemberian sedikit saja pada orang hipertensi, maka akan berakibat tekanan darah naik, emosional dan efek buruk lainnya.Dan untuk orang normal, tak ada garam rasanya hambar.
Kebiasaan mengenai makanan pun mempengaruhi kesehatan. Kebiasaan tersebut meliputi:
1. memakan buah sebelum makan akan lebih baik. Bukan hanya untuk membantu mengatasi makan berlebihan, tetapi juga dengan begitu, penyerapan vitamin dan mineral dari buah akan lebih meningkat.
2. Mandi setelah makan akan menyebabkan darah akan naik ke tangan, kaki dan badan sehingga darah di sekitar perut akan berkurang dan melemahkan sistem pencernaan dan harus dihindari.
3. Makan daging dengan cara dipanggang [barbekiu] mungkin terlihat fresh namun ternyata lebih baik memakan daging yang dimasak dengan rempah-rempah, makan sate dengan banyak bawang atau makan panggangan dengan lalapan timun atau sayur lain sebagai antioksidan untuk melawan karbon yang terbentuk akibat pengolahan berlebihan yang bersifat karsinogenik.
4. sebaiknya makanlah sebelum anda merasa lapar dan berhenti sebelum kenyang. Waktu mengkonsumsi makanan sebaiknya setiap 3 jam dengan kualitas makanan yang diperhatikan. Berkualitas bukan berarti mahal loh. Salah seorang pernah mengatakan kepada saya,minum air gula pada pagi hari sangat baik untuk otak karena gula dapat langsung diserap dan digunakan untuk aktivitas otak. Tapi, itu berlaku untuk anak muda yang sistem tubuhnya masih baik.
5. minum susu dan mengkonsumsi olahan susu ternyata tidak selamanya baik. Beberapa olahan susu malah disinyalir merupakan senyawa karsinogenik.
Jadi menurut saya c, tak ada pola yang mengikat dari pola makanan sehat. Semua itu tergantung dari jumlah asupan yang dibutuhkan oleh tubuh, kondisi komsumer dan jumlah yang dimakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar