#under_header{ margin:10px 0; padding:1%; width:98%; }

Senin, 18 Agustus 2014

LITURGI EKARISTI DAN PANDUAN PAWAI LILIN PADA HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA Paroki Makale

LITURGI EKARISTI DAN PANDUAN PAWAI LILIN
PADA HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
Jumat, 15 Agustus 2014 di Gereja Pusat Paroki Makale.

I.  RITUS PEMBUKA
1.      Lagu Pembuka:
Perarakan masuk: (Misdinar, Lektor, Pemazmur, doa umat, Pengarak Persembahan, dan Imam berarak bersama).

2.      Antifon Pembuka:
I     : Suatu tanda besar tampak di langit: seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan mahkota dua belas bintang pada kepalanya.

3.      Tanda Salib dan Salam
I     : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U   :  Amin.
I     : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu.
U   : Dan  bersama rohmu.

4.      Kata Pengantar:
Maria diangkat ke Surga merupakan ajaran Gereja. Konsili Vatikan II mengajarkan, “Akhirnya Perawan tak bernoda, yng tidak pernah tekena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di Surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut” (LG art.59). Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga memberikan kepada kita pengharapan besar, yaitu menggerakkan kita dengan teladan dan doa agar bertumbuh dalam rahmat Tuhan, agar berserah pada kehendakNya, dan mencari persatuan abadi dalam Kerajaan Surga.

5.      Tobat      :
I     :Saudara/i, umat seiman dan sepengharapan, agar kita layak dan pantas merayakan perayaan iman ini, teristimewa kita mau merenungkan Santa Perawan Maria diangkat ke Surga, marilah pada awal perayaan ini kita mohon ampun kepada Allah Bapa di surga atas segala dosa dan salah kita.
…………..… hening sejenak ………………
I + U  :    Saya Mengaku ….

6.      Kyrie – Tuhan kasihanilah.
Absolusi
I     : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal
          U :   Amin
7.      Gloria – Kemuliaan

8.      Doa Pembuka. 
I     :  Marilah kita berdoa.
Ya Allah yang Mahakuasa dan kekal, Perawan Maria yang tak bernoda, Bunda PuteraMu, telah Engkau angkat ke dalam kemuliaan Surgawi dengan jiwa dan raganya. Kami mohon, semoga dengan tetap mengarahkan hati kepada perkara – perkara surgawi, kami layak ikut serta dalam kemuliaannya. Dengan pengantaraan Kristus, PuteraMu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa.
U   :  Amin.

II.    LITURGI SABDA
1.      Bacaan I: Why. 11: 19a; 12: 1.3 – 6a.10ab.
Pb: 11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, 12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. 12:3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. 12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. 12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. 12:6 Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, 12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:  "Sekarang telah tiba  keselamatan dan kuasa  dan pemerintahan Allah kita,  dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya,  karena telah dilemparkan ke bawah  pendakwa saudara-saudara kita,  yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U   : Syukur kepada Allah

2.      Mazmur Tanggapan: Pemazmur.
Reff. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia.

3.      Bacaan II: 1 Kor. 15: 20 – 26.
Pb     : 15:20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.15:21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.15:22 Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.15:23 Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.15:24 Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
            Demikianlah Sabda Tuhan.
U      : Syukur Kepada Allah.
4.      Bait Pengantar Injil -  Alleluya: Pemazmur. (Sementara Bait Pengantar Injil dinyanyikan, Misdinar membawa alat pedupaan ke hadapan Imam untuk diisi dan diberkati. Selanjutnya, Misdinar membawa alat pedupaaan dan lilin ke Ambo).
5. Bacaan Injil: Luk. 1: 39 – 56.
I        :  Tuhan sertamu.
U      :  Dan sertamu juga
I        : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas.
U      : Dimuliakanlah Tuhan.  

 I       : 1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.1:40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."1:46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,1:47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,1:48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,1:49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.1:50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.1:51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;1:52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;1:53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;1:54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,1:55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."1:56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
I        : Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U      :  SabdaMu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami !

6.      Homili (homili diperpanjang dengan berarak sambil berdevosi dan merenungkan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga).
PERARAKAN ( PAWAI LILIN )
Komentator:
Saudara/i terkasih dalam Yesus Kristus, untuk pertama kalinya kita umat Paroki Hati Tak Bernoda SP Maria Makale pada saat ini kita akan berpawai lilin sambil berdevosi demi menghormati karya Allah yang amat besar dalam diri Santa Perawan Maria dengan rute berikut ini: dari pintu halaman Patoran sebelah Timur masuk jln. Musa, belok kiri masuk jln. Kartini, belok kiri masuk jln Nusantara (depan Pos LANTAS masuk jembatan perempatan, belok kiri masuk jln. M. Yamin, masuk kembali ke halaman gereja melalui pintu sebelah barat sampai di patung Bunda Maria – berdoa pribadi. Urut – urutan perarakan (pawai lilin) seperti berikut: Malaikat – malaikat kecil, Misdinar, Patung Bunda Maria, Lektor, Pemazmur, doa umat, Pengarak Persembahan, Prodiakon, Imam, umat per kelompok yg diawali kelompok Legio Maria).

(umat dan petugas Liturgi keluar dari gereja dengan tertib).
Mari saudara – saudari kita mengawali perarakan kita dengan mengungkapkan iman percaya kita dengan syahadat singkat.
Aku Percaya . . . (diucapkan di halaman depan pintu Gereja).
Bapa kami . . .
Salam Puteri Allah Bapa, Salam Maria . . .
Salam Bunda Allah Putera, Salam Maria . . .
Salam Mempelai Allah Roh Kudus, Salam Maria . . .
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus . . .
Terpujilah Yesus, Maria dan Yusuf . . .
Lagu: MB: 542
Salam Maria
Salam, maria, rahmat Tuhan sertamu,
bunda Yesus Kristus, doakanlah kami.
Salam, Maria, engkau bunda Gereja,
lindungilah kami, doakan putramu.
Salam, Maria ratu surga dan bumi,
terpujilah engkau di sepanjang masa.    
PERISTIWA MULIA
Peristiwa Mulia I: Yesus Bangkit dari antara orang mati.
Mat.28: 5 – 6.
28:5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.28:6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.
didoakan 
bersamaBapa, mampukanlah kami melanjutkan misi PuteraMu yaitu memberitakan Injil kepada semua orang agar kerajaanNya menjadi nyata di bumi. Ijinkanlah kami merenungkan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga:
Renungan:
Pada Hari Raya SP. Maria diangkat ke surga ini, marilah kita merenungkan maknanya yang mendalam dan sangat relevan untuk penghayatan hidup kita sebagai orang kristen. Kepercayaan kita akan Maria, Bunda Tuhan Yesus, yang diangkat ke surga ini merupakan suatu tanda dan pegangan hidup yang penuh harapan. Dengan melihat Bunda Maria disurga, hidup kita sendiri sebagai manusia di dunia ini juga dapat kita yakini sebagai hidup yang  tertuju kepada kebahagiaan abadi di surga. Kematian kita bukanlah suatu akhir perjalanan hidup, melainkan suatu pintu memasuki awal hidup yang tak mengenal maut.
Bagi kita umat katolik kepercayaan akan SP.Maria diangkat ke surga dapat kita peroleh karena kita percaya, bahwa Maria dikandung tanpa cela. Kita percaya bahwa Maria dibebaskan dari dosa berkat anugerah Allah, yaitu bahwa Maria karena tanpa dosa maka ia tidak akan mengalami akibat-akibat dosa dan kematian. Kita percaya bahwa dengan kekuatan, ketaatan, dan kesetiaannya, Santa Perawan Maria pada akhir hidupnya di dunia ini diterima jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan di surga.
Latar belakang kepercayaan kita, bahwa Maria diangkat ke surga, ialah karena Maria adalah Bunda Putera Tunggal Allah, yang telah menaklukkan dosa dan maut dengan pengorbanan dan kematian-Nya di salib. Dalam hubungannya yang begitu erat antara Maria dan Yesus Kristus dalam penyelenggaraan karya penebusan-Nya, maka Maria juga manusia pertama yang dapat ikut naik ke surga.
Injil Lukas hari ini(Luk 1:39-56) memuat ceritera tentang dua orang wanita, yang kedua-duanya saling berbagi iman, harapan dan kebahagiaan sebagai seorang perempuan yang mempersiapkan diri menjadi seorang ibu. Elisabet sebagai orang berusia lanjut yang semula mandul, dan Maria seorang gadis bertunangan namun mengandung. Terungkaplah dalam ceritera itu betapa agung kuasa Allah untuk mengadakan dan memelihara kehidupan! Allah berkuasa membangkitkan hidup dari rahim yang mandul, dan juga dari makam-makam orang yang sudah mati. Dan perjalanan jauh Maria dari Nasaret ke daerah pegunungan Yudea untuk mengunjungi Elisabet adalah juga gambaran kedatangan Kerajaan Allah.
Maria adalah model bagi kita semua, dan diangkatnya ke surga meyakinkan kita bahwa kita sungguh mempunyai harapan. Apa yang dialami Si Perawan Puteri Nasaret pada akhir perjalanan hidupnya di dunia ini juga akan kita alami, apabila kita tetap selalu setia dan taat seperti dia. Dengan diangkat ke surga Maria menunjukkan kepada kita jalan menuju Allah, jalan menuju surga, jalan yang harus kita tempuh dalam hidup kita. Maria menunjukkan jalan itu kepada orang-orang yang tahu menganggap dirinya sebagai "orang-orang kecil", sebagai "anak-anak", sebagai"orang miskin", yang merasa membutuhkan belas kasihan Allah selalu! Maria, Ratu dunia ini, membuka dan menunjukkan kepada setiap orang, setiap pribadi tetapi juga kepada semua bangsa, kekuatan kasih Allah. Yang dilakukan Allah ialah"menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhta, meninggikan orang-orang yang rendah; ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa" (Luk 1:52-53). Maria sungguh model bagi setiap orang yang ingin bahagia!
Mari saudara kita perhatikan kata – kata Paus Benedictus XVI ini:
"Dengan memandang Maria dalam kemuliaannya di surga, kita memahami, bahwa dunia ini bukanlah tanah air kita yang definitif. Dan bila kita hidup sambil memperhatikan hal-hal abadi (surgawi), maka pada suatu saat kita akan mengambil bagian dalam kemuliaan yang sama, dan dunia kita ini akan menjadi makin indah. Bila demikian, kita jangan pernah kehilangan kejernihan hati dan damai kita, walaupun berada di tengah beribu-ribu kesukaran. Tanda berkilau-kilauan Santa Perawan yang diangkat ke surga akan bersinar lebih cemerlang, apabila bayangan – bayangan kesedihan,  penderitaan dan kekerasan nampak di dalam cakrawala hidup kita. Hendaklah kita yakin, bahwa dari atas Maria mengikuti tapak-tapak kaki kita dengan keprihatinan yang lembut, menyingkirkan kesuraman dalam saat-saat kegelapan dan kesedihan. Ia memberi kepastian dengan tangannya sebagai Ibu kita. Marilah terus kita lanjutkan hidup kita di bawah bimbingan Maria"
Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB. 536
Mari Muliakan Maria
a.      Mari muliakan Maria, Sang perawan yang muri;
bunda Kristus tanpa noda, bunda G’reja yang suci.
b.      Kau Maria, buah sulung, tertebus oleh Putra,
Sang wanita tanda agung, di antara p’ra bangsa.
c.      Kau berhiaskan sang surya dan beralaskan bulan;
para rasul mahkotanya, kau menang atas setan.
d.      Doakanlah umat G’reja, mempelai Anak domba,
agar murni dan setia, dan kelak bahagia.

Peristiwa Mulia II: Yesus Naik ke Surga
Kis. 1: 9 – 11.
didoakan 
bersama1:9 Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.1:10 Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka,1:11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Bapa, Engkau tumpuan hidup dan harapan kami. Mampukanlah kami untuk meneladan Bunda Maria Bunda PuteraMu.
Renungan:
Peringatan Maria Diangkat ke Surga sudah dirayakan sejak abad ke-4, tapi baru pada tahun 1950 peringatan ini secara resmi ditetapkan sebagai sebuah ajaran iman. Permohonan untuk menjadikan peristiwa Maria Diangkat ke Surga sebagai dogma datang dari 113 kardinal, 2.505 uskup, 32.000 pastor dan biarawan, 50.000 biarawati, dan 8 juta umat awam. 
Bagi banyak orang masa kini, mungkin tersirat gagasan, seakan-akan ajaran mengenai ‘Santa Maria diangkat ke surga’ itu relatif masih baru. Memang rumusan resminya baru diungkap sebagai dogma Gereja oleh Paus Pius XII pada tahun 1950[1] setelah semua Uskup dimintai pendapat dengan surat tanggal 1 Mei 1946. Namun tradisi dan ajaran mengenai ‘Pengangkatan Maria ke surga” sudah berusia tua sekali. Sudah sejak abad 8 umat kristiani merayakan pesta Maria diangkat ke Surga.[2
Tampaknya Maria meninggal dalam situasi privat sekali. Berbeda dengan Anaknya yang meninggal di tengah orang banyak. “Maria, bunga bakung firdaus, meninggal di tengah bunga-bunga yang tumbuh bersertanya”. Keberangkatannya tidak diseru-serukan di dunia. Gereja memang sibuk dengan pengutusan hariannya: mewartakan Kabar Anak Maria, menderita, dikejar-kejar. Pada suatu waktu di antara mereka rupanya beredar kabar bahwa Maria sudah tidak di antara mereka lagi. Mereka mencari-cari tempat Maria dikuburkan, peninggalannya dst. Tidak jelas apakah di Ephesus? Di Yerusalem? Kabar simpang siur; pun kalau orang modern memasang Maria di mana-mana, itu manya untuk mendapat keuntungan keuangan. Sebenarnya tak seorang pun pernah menemukan makamnya. Ada pula kabar yang mengatakan bahwa pada waktu tertentu para Rasul berkumpul di sekitar Bunda Yesus, yang sudah lemah sekali. Namun ditradisikan bahwa Maria tidak disimpan dalam kubur; ia diangkat ke surga oleh Anaknya.”[3]
Orang pertama yang tercatat mempermasalahkan tubuh Maria adalah St. Epiphanius. Ia menjadi Uskup pada abad 4.
Alkitab tidak mengatakan bahwa Maria tetap tinggal di rumah Yohannes sesudah dialog di salib. Tampaknya, seperti dalam Injil, Maria memang mengambil posisi ‘diam’ dan ‘mengunyah segalanya dalam hati’. Juga Wahyu 12: 13 memperlihatkan Maria dilepaskan dari genggaman maut.
St. Johannes dari Damaskus sudah menyusun suatu kotbah bagus mengenai Maria diangkat ke surga. Sejak pertengahan abad 5 sudah ada kalangan kristiani luas yang merayakan pesta dengan sebutan “Peringatan Bunda Allah” pada tanggal 15 Agustus. Tempatnya di suatu tempat ziarah dekat Yerusalem. Pada akhir abad 6 pesta tersebut khususnya untuk mengenangkan akhir kehadiran Maria di dunia: hari Maria dipanggil kembali kepada Bapa. Pada abad 8 Paus Sergius membawa pesta itu ke Roma bersama dengan 3 pesta lain yang berkaitan dengan Maria. Dari Roma pesta itu menyebar ke seluruh Eropa. Pada akhir abad 8, Paus Adrianus memberinya nama Pesta Maria diangkat ke surga. Pada tahun 1169 Paus Alexander III menulis “Maria dikandung tanpa noda, melahirkan tanpa sakit dan berangkat lagi ke surga tanpa mengalami pembusukan kuburan: jadi memperlihatkan – sesuai dengan kata-kata malaikat – bahwa Maria penuh rahmat : tidak kurang!”.[4] Menjelang akhir abad 15 sudah hampir tidak ada orang yang menyangsikan perlunya pesta itu. Pada abad 17 Suarez berkata bahwa “tiada orang katolik saleh yang menyangsikan atau menyangkal misteri itu”. Kemudian Alphonsus Liguori menghubungkan pengangkatan ke surga dengan misteri Maria dikandung dengan tanpa noda. Setelah pengumuman dogma Maria dikandung tanpa noda dosa tahun 1854, banyak sekali usul dari seluruh dunia menghendaki diumumkannya dogma mengenai pengangkatan Maria ke surga.[5] Banyak sekali gereja yang dibaktikan kepada Maria diangkat ke surga. Begitu pula kota dan kabupaten yang berlindung di bawah Maria yang diangkat ke surga. Di Gereja Timur dan Gereja Barat waktu itu sudah ada doa ibadat harian mengenai Maria yang diangkat ke surga pula. Buku sakramen Perancis dan Bizantium memuat doa itu.
Baiklah kita memandangnya dari kacamata iman pada Yesus Kristus.[6] Kita semua percaya bahwa Yesus Kristus naik ke surga: tubuh dan badan yang baru dibangkitkan. Ajaran itu disebut iman akan Kenaikan Yesus Ke Surga. Ajaran tersebut secara eksplisit diwahyukan dalam Alkitab. Kita semua juga percaya, bahwa semua orang benar akan masuk surga, rohani dan jasmani. Dengan kata lain, tubuh dan jiwa kita akan sama-sama dimasukkan ke surga, mengikuti Tubuh Yesus Kristus yang dibangkitkan. Hal itu juga secara eksplisit diwahyukan dalam Alkitab. Oleh sebab itu kita semua percaya, bahwa para kudus sekarangini ada di surga, sedangkan tubuh mereka ada di makam. Kebenaran-kebenaran tersebut di atas diterima oleh semua orang yang menyebut diri kristiani. 
Kita, sebagai umat katolik percaya bahwa tubuh Santa Perawan Maria sekarang ini pun sudah ditempatkan di surga – mulia.[7] Kita menyebut ajaran ini “Santa Perawan Maria diangkat ke surga” pada akhir hidup duniawinya (dengan seluruh darah dan dagingnya); yang bagi kita baru akan terjadi pada akhir jaman. Maka kita percaya bahwa tubuh Yesus dan Maria sekarang ini sudah ada di surga. Bedanya: Yesus naik ke surga atas kekuatannya sendiri sedangkan Maria diangkat ke surga oleh Anaknya. Oleh sebab itu kita mempergunakan 2 istilah yang berlainan: Kenaikan Kristus dan Pengangkatan Maria ke surga.
Jean Guitton, seorang beriman Perancis, mengatakan bahwa tidak mungkin kita menerima sebagai data, seakan-akan para Rasul hadir pada saat Maria meninggal, memakamkannya dan menemukan kubur itu kosong pada hari ketiganya. Tak pernah ditemukan makam Maria. Selain itu, sampai abad 5 tidak ada satupun legenda mengenai pemakaman Maria. Padahal kedudukan Maria di antara para Rasul merupakan kondisi subur untuk terciptanya legenda, seperti terjadi dalam banyak tokoh keagamaan lain. Tidak ada sama sekali peninggalan tubuh Maria. Tidak ada juga orang atau kota yang mengaku mempunyai peninggalan Maria. Padahal sejak jaman dulu senantiasa ada penghormatan pada peninggalan para kudus atau martir. P. Canica OFMCap mengaku, bahwa andaikata ada peninggalan Maria, pasti sudah akan jadi bahan penghormatan, bila melihat maraknya penghormatan kepada para suci dalam Gereja. Selama 16 abad pertama, tidak ada ahli ajaran Gereja atau sekolah teologi yang menyangsikan pengangkatan Maria ke Surga. Para ahli lebih banyak berdebat mengenai Maria dikandung tanpa noda dosa. Ada beberapa nas dalam Alkitab yang mungkin memberikan data implisit mengenai Maria, khususnya: Kej 3: 15; Luk 1: 28; Why 12: 1-2. Nas-nas tersebut berkaitan dengan sebab-sebab iman akan Pengangkatan Maria ke surga. Iman kristiani sejak awal yakin bahwa Kristus menghendaki ibuNya mengambil bagian dalam hidupNya. Maka dari itu Ia juga membawa Maria ikut serta menikmati kemuliaanNya dengan kebangkitan. Kecuali itu, iman para Rasul masih menyimpan iman anak cucu Abraham, bahwa pembusukan makam adalah suatu hukuman atas dosa (Kej 3: 19). Daging kita adalah “daging dosa” (Rom 8:3). Kebanyakan dosa-dosa kita terjadi melalui kehendak daging. Namun dalam Maria tidak ada setitik pun noda dosa. Dengan Maria dikandung tanpa noda dan karena ia penuh rahmat, maka ia dianugerahi kekebalan dari kebusukan dalam tubuhnya. Sebab prinsip pembusukan yang ada pada kita semua itu tidak ada dalam Maria. Oleh sebab itu tubuh Maria – tanpa noda, murni dan tanpa dosa – tidak dapat dibusukkan.
Sejak awal mula Maria dikandung, ia mengatasi keadaan manusia biasa dan berada dalam kondisi seperti Adam dan Hawa sebelum jatuh ke dalam dosa. Andaikata mereka itu tidak berdosa, maka mereka tidak akan mendengar kata kutukan: “Kamu debu dan akan kembali menjadi debu” (Kej 3: 19). Dengan demikian, keadilan ilahi tentulah menjaga Maria sehingga tidak jatuh ke dalam akibat kutukan awal itu.
Tubuh Maria yang tak bernoda, dalam arti tertentu, adalah asal dari pengudusan semua manusia. Dagingnya digunakan untuk membentuk tubuh Anaknya; tubuh yang Dia gunakan untuk mati di salib guna menghancurkan maut dan dosa. Itulah juga yang diberikanNya kepada kita sehingga kita dapat bangkit dari mati. Kalau demikian, mungkinkah bahwa tubuh Maria, yang sejaringan dengan tubuh Kristus, sarana penyelamatan dan kebangkitan itu, akan mengalami kematian dan pembusukan dalam makam? Kandungan yang membawa Yesus, tangan yang membelaiNya, lengan yang memeluknya, Maria yang menyusuiNya, hati yang mencintaiNYa – tidaklah mungkin melusuh menjadi debu dalam makam. Kemenangan total Kristus atas Setan mencakup kemenangan atas dosa dan kematian. Maria, Bunda Allah, berada dalam kesatuan yang amat intim dengan Yesus, juga dalam kemenanganNya terhadap Setan. Maria tidak hanya menyediakan daging yang dipersembahkan Kristus bagi penebusan kita. Maria juga mengambil peran menentukan dalam kerjasama untuk penebusan. Ia disatukan dengan Kristus dalam pelbagai bagian kemenanganNya. Maka Maria juga dipadukan dengan Yesus Kristus dalam kemenanganNya atas kematian, dengan kebangkitan dan pengangkatannya mendahului akhir jaman. Itulah alasan yang disebutkan oleh Paus Pius IX.  Dalam Maria mengandung dan melahirkan Anaknya sebagai perawan, Allah melakukan mujizat unik tanpa tanding. Mujizat itu adalah suatu tindakan ilahi yang menunjukkan hormat kepada tubuh Bunda Allah. Allah mempertahankan keutuhan tubuh BundaNya melawan segala hukum kodrat. Tidaklah mungkin Allah lalu tidak mengijinkan tubuh tanpa noda itu menderita noda yang tak terhingga lebih besarnya dalam wujud kebusukan makam. Tentu saja, umat katolik yakin, bahwa semua keistimewaan dan kemuliaan Maria itu disebabkan oleh Anaknya. Martabat IlahiNya mengandaikan dan menuntut kesempurnaan dalam ibuNya. Tubuh Maria adalah Tubuh Kristus. Dan Kristus memilikinya serta menjaganya dari kebusukan karena juga telah tersedia untuk membentuk Tubuh Penebus. Tubuh Maria harus tanpa noda dan tanpa dosa, sebagaimana jiwanya. Penghinaan si Ibu (dengan busuk di makam) akan juga menjadi penghinaan terhadap Sang Anak. Perihal Perkembangan dan Definisi ajaran iman tentang Maria diangkat ke surga dapatlah dikaitkan dengan peristiwa di pertengahan abad 19. Sesudah Paus Pius IX merumuskan dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” tahun 1854, segera orang berpikir mengenai Pengangkatan Maria ke Surga. Keduanya merupakan kebenaran iman yang tidak secara eksplisit ada dalam Alkitab. Banyak orang mengirimkan petisi ke Tahta Suci. Antara tahun 1849 sampai 1940 ada lebih dari 2500 petisi yang ditulis oleh uskup dan pemimpin tarekat. Angka itu menjangkau sampai sekitar 70% hirarki. Pada tanggal 1 Mei 1946 Paus Pius XII mengirim ensiklik berjudul “Perawan Bunda Allah” yang meminta semua uskup seluruh dunia untuk melaporkan iman dan devosi mereka pribadi, umat, imam, biarawan/wati mengenai Pengangkatan Maria ke Surga,  1185 menjawab bahwa ajaran itu dapat didogmakan dengan aman. Hanya 16 orang yang menulis, apakah perumusan dogma itu tepat waktu saat itu (bukan mengenai kebenarannya). Oleh sebab itu pada tanggal 1 November 1950, sehari sesudah penutupan Kongres Maria Internasional yang kedelapan di Roma, Pius XII secara meriah merumuskan dogma Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Peristiwa besar itu berlangsung di Piazza St. Pietro di hadapan 40 Kardinal, 500 Uskup, ribuan imam dan hampir sejuta umat beriman. Untuk mendalaminya, baiklah kita mengamati kata-kata yang dipergunakan oleh Sri Paus: “Maria sesudah menyelesaikan tugas hidupnya di dunia, diangkat ke surga dengan tubuh dan jiwanya masuk kekemuliaan surgawi”.
Sebagaimana Maria menerima Kristus di dunia, demikianlah Kristus menerima Maria di surga. Setelah sudi turun atas Maria, tepatlah juga kalau Allah mengangkat Maria kepada kemuliaan surgawi. Tempat Bunda Allah adalah di cahaya kemuliaan abadi dan tidak di kekelaman makam. Menurut Jean Guitton, “Perawan, yang memberikan dorongan kepada dunia dan yang sudah melepaskan dirinya dari dunia, serta menjadi lambang tujuan sejarah”. Oleh sebab itu kita dapat berdoa seperti Paus Pius XII sebagai berikut:
"O, Perawan yang tanpa noda, Bunda Allah dan Bunda seluruh umat manusia, kami percaya dengan seluruh gairah iman kami akan pengangkatanmu ke surga, dengan seluruh jiwa dan raga. Di surga engkau disambut sebagai ratu dari semua paduan suara para malaekat dan seluruh laskar para kudus. Kamu menyatukan suara kami untuk memuji dan memuliakan Tuhan, yang telah meninggikan engkau dari segala ciptaan dan untuk memberikan kebaktian dan cinta kami”.
Mungkin dapat dipertanyakan: mengapa masih juga banyak orang sulit percaya akan Pengangkatan Maria ke Surga? Gereja Ortodoks sebenarnya setuju mengenai isi pengangkatan Maria ke surga, namun tidak sepakat kalau dimaklumkan oleh Seri Paus.[10] Sejumlah tokoh – tokoh tertentu non Katolik berkeberatan karena dasar alkitabiahnya tidak jelas, padahal bagi mereka, Alkitab adalah satu-satunya sumber bahwa kita beriman. Maka mereka meragukan dogma ini, walau menghormati Maria juga. BAGI UMAT KATOLIK, ALKITAB PERLU KITA TERIMA DALAM KESATUAN DENGAN SELURUH TRADISI IMAN GEREJAWI, SEBAGAIMANA DIUNGKAPKAN DALAM AYAT TERAKHIR INJIL YOHANES. Kita perlu menangkap banyak hal dalam Alkitab secara utuh: baik arti biologis, makna katanya maupun keseluruhan latar belakang budaya dan spiritualnya. Maka pengangkatan Maria ke Surga perlu dipahami bukanlah sebagai pertama-tama peristiwa fisik atau biologis atau budaya atau politis. Di sini kita berbicara mengenai peristiwa rohani dan hal spiritual. Untuk dapat masuk ke dalam lapisan hidup rohani dan spiritual itu diperlukan iklim hidup tertentu. Sulitlah kita masuk ke lapisan itu apabila terlanjur menjadi materialistik, seperti yang tampaknya melanda masyarakat kita sejak tahun 1965an. Idealisme persatuan digeser oleh pragmatisme mencari uang dan kesejahteraan lahiriah. Namun di samping itu juga ada arus lain yang tidak kalah mengganggu hidup spiritual kita, yaitu arus yang terlalu cepat atau suka mengembalikan segala sesuatu pada hukum agama atau formalisme religius. Dalam arus ini orang digoda untuk menjadikan hukum agama atau ungkapan ritual agama sebagai patokan bagi hidup manusia, termasuk batinnya. Dengan demikian orang menyempitkan hidup spiritual pada segi-segi hukum.
Serupa itulah orang yang menolak misteri yang diungkapkan oleh Pengangkatan Maria ke Surga. Sebab dalam misteri ini orang diajak percaya akan hubungan mesra dan akrab antara yang fisik atau biologis dengan yang spiritual. Penebusan yang bersifat rohani-spiritual diakui terwujud dalam yang fisik dan biologis. Anak Allah yang secara fisik biologis sudi hadir dalam diri gadis desa Maria, itu melaksanakan penebusan umat manusia melalui kemanusiaanNya. Penderitaan dan kematianNya di salib yang amat jasmaniah adalah wujud kelihatan dari penyelamatan alam semesta. Maka pemenuhannya yang juga mencakup kedua hal itu dianugerahkan pula dalam ibuNya yaitu Bunda Maria. Cara pandang Gereja Katolik tidak perlu mencemaskan, seakan-akan terlalu memuja Maria. Sebab pesta yang dirayakan adalah ‘Pengangkatan Maria ke Surga’. Sebab dalam iman ini pelaku utama adalah Sang Penebus. Dialah yang menebus dan Dia pula yang duduk di sisi kanan Allah Bapa. Maria hanya memperoleh karunia ini karena jasa Anaknya.[11] Mungkin kita dapat melihatnya dalam kaitan dengan Kitab Wahyu 11: 19 dan 12: 1dst.
Seperti ajaran mengenai ‘Maria dikandung tanpa noda dosa’, ajaran mengenai ‘Maria diangkat ke surga’ berkembang secara perlahan-lahan. Salah satu penghambat adalah suatu kotbah yang dikatakan berasal dari St. Hieronimus, yang menolak ajaran itu.[12] Namun kemudian terbukti bahwa tulisan itu tidak berasal dari St. Hieronimus. Kelak St. Thomas Aquino menyetujui ajaran iman mengenai Pengangkatan Maria ke Surga, dalam uraiannya mengenai “Salam Maria”.
Zaman sekarang orang tidak begitu menghargai lagi darah-daging manusia, ketika begitu banyak pembunuhan dan perkosaan hak azasi manusia. Kultur minuman keras dan obat perangsang serta bius maupun materialisme yang tanpa kendali menunjukkan hedonisme tanpa batas. Pada masa seperti ini, dogma mengenai pemuliaan tubuh dan jiwa Maria menjadi suatu ungkapan melawan kultur masa kini: melalui tubuh pula Tuhan menjelma menjadi manusia dan memuliakan ibu-Nya.
Pesta Maria diangkat ke surga menjadi pesta mengenai janji masa depan kita semua. Pengangkatan Maria ke surga mengangkat hati dan masa depan kita menuju ke surga. Sebab di sanalah Bunda Maria menantikan kita untuk bersatu dengan Anaknya.
Hanya rahmat Tuhanlah yang menjadikan Maria diangkat ke surga. Jika Yesus Kristus yang adalah Tuhan, naik ke surga karena memang Dia mempunyai kuasa untuk itu; maka Maria terangkat ke surga karena peran dari Yesus Kristus Puteranya.
Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan bahwa suatu saat nanti umat manusia akan kembali bersama Tuhan di surga.

Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB: 546
AVE-AVE
a.      Di Lourdes di gua sunyi terprncil,
tampaklah Maria perawan murni.
b.      Gadis bersahaja dipilih Tuhan,
berhadapan muka dengan ibunda.
c.      Perawan Maria molek bestari,
bemandi cahaya berkilau indah.
d.      Wajahnya yang manis bersunting senyum,
pakaiannya putih berikat biru.
e.      Pesan amat penting disampaikannya:
“Bertapalah bagi orang berdosa.”
f.       Berkata perawan lembut dan ramah.
“Aku yang dikandung tanpa noda.”
g.      Tersingkap di Lourdes warta gembira,
ibu surga cinta kita di bumi.
Refren :
Ave, ave ave Maria. Ave, ave ave Maria

Peristiwa Mulia III: Roh Kudus Turun atas para Rasul.
Kis. 2: 2,4
didoakan 
bersama2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk ;2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Bapa, semoga Roh KudusMu membimbing hidup kami dalam kasih dan kebenaranMu, dan biarlah Bunda Maria yang telah Kau angkat ke Surga menjadi pendoa bagi kami.
Renungan:
Dalam Gereja Katolik St. Maria dipercaya diangkat ke Surga dengan jiwa & Raganya setelah meninggal dunia, hal ini menjadi Dogma dalam Gereja Katolik yang dimaklumkan pada 1 November 1950 oleh Paus Pius XII. Dogma ini bukan sesuatu yang jatuh dari langit tetapi sudah lama hal ini dihayati dalam Tradisi Apostolik.
Bila kita mereview Dogma ini dalam Kitab Suci ini merupakan suatu hal yang panjang dan rumit sekali kita akan membahasnya dengan lebih jelas bila kita sudah memahami Dogma Maria Immaculata.
dalam Perjanjian Lama ada 2 orang yang kesurga tanpa mengalami kematian yakni Henokh & Elia. Jika Henokh dan Elia tidak dipersiapkan secara Khusus oleh Allah untuk mengandung Yesus dengan dibebaskan dari segala Noda dosa apalagi Maria yang sudah dipersiapkan secara Khusus. Henokh & Elia tidak mendapat gelar "yang dikaruniai"(Lukas 1:28) dapat diangkat ke Surga apalagi Maria yang mendapat Gelar itu. selain itu, St. Paulus dalam surat-suratnya juga menyatakan bahwa dimungkinkan adanya pengangkatan ke surga (bdk 1tes 4:17, 2kor 12:2).
Dogma Maria diangkat ke Surga didasari karena ia dipersatukan erat dengan Puteranya "Dan suatu Pedang akan menembus jiwamu sendiri" (lukas 2:35) ini menunjukkan perasaan yang akan dialami Maria perihal Yesus yang di ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan ........ (Lukas 2:34) ini menunjukkan kedekatan antara Maria & Yesus demikian halnya ketika Yesus wafat, bangkit dan naik ke Surga. Maria juga mengalami kematian, tetapi dibangkitkan dengan jiwa & raganya untuk bersatu dengan Puteranya disurga itulah juga yang dialami oleh semua orang yang diselamatkan oleh Yesus (1 Tes 4:17) jadi Dogma Maria diangkat ke Surga menyatakan bahwa Maria mendahului semua orang lain menikmati keselamatan yang dikerjakan Yesus Kristus karena ia dipersatukan erat dengan Puteranya.
Dalam Wahyu 11:19 dikatakan "Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat." disini dinyatakan bahwa Tabut perjanjian berada didalam surga lalu Wahyu 12:1-6"Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya....." jelas disini adalah Maria dan wahyu 11:19 sambungannya langsung adalah Wahyu 12:1-dst jadi setelah terlihat tabut perjanjian-Nya maka ada kilat,dll sesudah itu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan.....dst....... ini menunjukkan bahwa tabut perjanjian ada di Surga dan tabut perjanjian itu adalah Maria jadi langsung atau tidak langsung Yohanes hendak mengatakan bahwa Maria ada di Sorga dengan Tubuhnya juga bukan hanya rohnya saja. mengapa? karena Tubuh Maria adalah Tabut perjanjian dimana Sang sabda yaitu Yesus yang menjelma menjadi Manusia dikandung di tubuhnya, lalu diperkuat dalam Wahyu 12:6 muncul kesan bahwa Maria memang disediakan suatu tempat oleh Allah dan bisa saja St. Yohanes hendak mengatakan bahwa Maria sesudah selesai segala tugasnya Maria diberi tempat Khusus. 

Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB. 547
            Ya Namamu Maria
a.      Ya namamu Maria, bunda yang kucinta,
merdu menawan hati segala anakmu.
b.      Ya nama yang keramat, perisai hidupku;
dengan nama Maria aku pasti menang.
c.      Bila hatiku risau dan dirundung duka,
kuingat nama ibu yang pasti menghibur.
Refren:
Patutlah nama itu hidup di batinku,
dan nanti kuucapkan di saat ajalku.

Peristiwa Mulia IV: Maria Diangkat ke Surga
1 Tes. 4: 14,17
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
didoakan 
bersamaBapa, berilah kami iman yang hidup, dan jadikanlah kami saksiMu di hadapan sesama kami.
Renungan:
Berbicara kepada khalayak gembira berjumlah lebih dari 500,000 orang yang memadati St Peter's Square, Paus Pius XII dengan khidmad memaklumkan dalam Munificentissimus Deus tanggal 1 November 1950, bahwa “Bunda Allah yang Tak Bernoda Dosa, Maria yang tetap perawan selamanya, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya.” Walau definisi khidmad baru dimaklumkan pada pertengahan abad keduapuluh, keyakinan akan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga menunjukkan dinamisme pewahyuan dan pemahaman Gereja yang terus-menerus mengenainya seperti dibimbing oleh Roh Kudus.
Memang, kata “Diangkat ke Surga” tidak ada dalam Kitab Suci. Sebab itu, banyak kaum fundamentalis yang menafsirkan Kitab Suci secara harafiah akan mengalami kesulitan dalam memahami keyakinan ini. Namun demikian, pertama-tama kita patut berdiam diri dan merenungkan peran Bunda Maria dalam misteri keselamatan, sebab inilah yang menjadi dasar dari keyakinan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Kita percaya teguh bahwa sejak dari awal mula perkandungannya, karena kasih karunia istimewa dari Allah Yang Mahakuasa, Maria bebas dari segala noda dosa, termasuk dosa asal. Malaikat Agung St Gabriel mengenali Maria sebagai “penuh rahmat,” “terpuji di antara perempuan,” dan “bersatu dengan Tuhan.” Maria telah dipilih untuk menjadi Bunda Juruselamat kita. Dari kuasa Roh Kudus, ia mengandung Tuhan kita, Yesus Kristus, dan melalui dia, sungguh Allah menjadi juga sungguh manusia, “Sabda itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Yoh 1:14).
Sepanjang masa hidupnya, walau catatan dalam Injil amat terbatas, Maria senantiasa menghadirkan Tuhan kita kepada yang lain: kepada Elisabet dan puteranya, Yohanes Pembaptis, yang melonjak kegirangan dalam rahim ibundanya atas kehadiran Tuhan yang masih berada dalam rahim BundaNya; kepada para gembala yang sederhana dan juga kepada para majus yang bijaksana; pula kepada warga Kana ketika Tuhan kita meluluskan kehendak BundaNya dan melakukan mukjizat-Nya yang pertama. Terlebih lagi, Maria berdiri di kaki salib bersama Putranya, memberi-Nya dukungan dan berbagi penderitaan dengan-Nya lewat kasihnya seperti yang hanya dapat diberikan oleh seorang ibunda. Dan akhirnya, Maria ada bersama para rasul pada hari Pentakosta ketika Roh Kudus turun dan Gereja dilahirkan. Sebab itu, masing-masing dari kita dapat melihat serta merenungkan Maria sebagai hamba Allah yang setia, yang ikut ambil bagian secara intim dalam kelahiran, kehidupan, wafat dan kebangkitan Tuhan kita.
Suatu bukti penting lainnya dalam Kitab Suci yang menegaskan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, dapat ditemukan dalam Kitab Wahyu, “Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya” (12:1). Ayat ini merupakan bagian dari bacaan pertama dalam Misa Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Kendati aspek kronologis dari teks, Gereja telah menafsirkan ayat ini sebagai menunjuk kepada Bunda Maria yang telah diangkat ke dalam kemuliaan surga dan dimahkotai sebagai Ratu Surga dan Bumi, dan sebagai Bunda Gereja.
Karena alasan-alasan ini, kita percaya bahwa janji Tuhan yang diberikan kepada setiap kita akan keikutsertaan dalam hidup yang kekal, termasuk kebangkitan badan, digenapi dalam diri Maria. Sebab Maria bebas dari dosa asal dan segala konsekuensinya (salah satunya adalah kerusakan badan setelah kematian), sebab ia ikut ambil bagian secara intim dalam hidup Tuhan dan dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, dan sebab ia ada saat Pentakosta, maka model dari pengikut Kristus ini sungguh pantas ikut ambil bagian dalam kebangkitan badan dan kemuliaan Tuhan di akhir hidupnya. (Patut dicatat bahwa definisi khidmad tersebut tidak menjelaskan apakah Maria wafat secara fisik sebelum diangkat ke surga atau langsung diangkat ke surga; hanya dikatakan, “Maria, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia ….”) Katekismus, dengan mengutip Liturgi Byzantine, memaklumkan, “Terangkatnya Perawan tersuci adalah satu keikutsertaan yang istimewa pada kebangkitan Putranya dan satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga Kristen yang lain. `Pada waktu persalinan engkau tetap mempertahankan keperawananmu, pada waktu meninggal, engkau tidak meninggalkan dunia ini, ya Bunda Allah. Engkau telah kembali ke sumber kehidupan, engkau yang telah menerima Allah yang hidup dan yang akan membebaskan jiwa-jiwa kami dari kematian dengan doa-doamu'” (No 966).
Secara ringkas, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja dari Konsili Vatikan Kedua mengajarkan, “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat melalui kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut” (No 59).
Keyakinan akan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga telah lama ada dalam Gereja kita. Kita patut ingat bahwa Gereja Perdana disibukkan dengan menanggapi pertanyaan-pertanyaan seputar Kristus, teristimewa Inkarnasi-Nya dan persatuan hipostatik-Nya (persatuan ke-Allah-an dan kodrat manusiawi-Nya). Namun demikian, dalam membahas pertanyaan-pertanyaan ini, Gereja secara perlahan-lahan memaklumkan gelar-gelar bagi Maria sebagai Bunda Allah dan sebagai Hawa Baru, pula keyakinan akan Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa, yang kesemuanya itu merupakan dasar dari Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Dalam Munificentissimus Deus, Paus Pius XII menyebutkan banyak Bapa Gereja dalam usaha menelusuri tradisi yang telah lama ada sehubungan dengan SP Maria Diangkat ke Surga - beberapa di antaranya St Yohanes Damaskus, St Andreas dari Crete, St Modestus dari Yerusalem dan St Gregorius dari Tours. Uskup Theoteknos dari Livias (± 550-650) menyampaikan salah satu dari khotbah awali yang paling mendalam mengenai SP Maria Diangkat ke Surga, “Sebab Kristus mengambil kemanusiaan-Nya yang tak bernoda dari kemanusiaan Maria yang tak bernoda; dan apabila Ia telah mempersiapkan suatu tempat di surga bagi para rasul-Nya, betapa terlebih lagi Ia mempersiapkannya bagi BundaNya; jika Henokh telah diangkat dan Elia telah naik ke surga, betapa terlebih lagi Maria, yang bagaikan bulan bercahaya cemerlang di antara bintang-bintang dan mengungguli segala nabi dan rasul? Sebab bahkan meski badannya yang mengandung Tuhan merasakan kematian, badan itu tidak mengalami kerusakan, melainkan dipelihara dari kerusakan dan cemar dan diangkat ke surga dengan jiwanya yang murni dan tak bercela.”
St Yohanes Damaskus (wafat 749) juga menuliskan suatu kisah yang menarik sehubungan dengan SP Maria Diangkat ke Surga, “St Juvenal, Uskup Yerusalem, dalam Konsili Kalsedon (451), memberitahukan kepada Kaisar Marcian dan Pulcheria, yang ingin memiliki tubuh Bunda Allah, bahwa Maria wafat di hadapan segenap para rasul, tetapi bahwa makamnya, ketika dibuka atas permintaan St Thomas, didapati kosong; dari situlah para rasul berkesimpulan bahwa tubuhnya telah diangkat ke surga.” Secara keseluruhan, para Bapa Gereja membela dogma SP Maria Diangkat ke Surga dengan dua alasan: Sebab Maria bebas dari noda dosa dan tetap perawan selamanya, ia tidak mengalami kerusakan badan, yang adalah akibat dari dosa asal, setelah wafatnya. Juga, jika Maria mengandung Kristus dan memainkan peran yang akrab mesra sebagai BundaNya dalam penebusan manusia, maka pastilah juga ia ikut ambil bagian badan dan jiwa dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya.
Kaisar Byzantine Mauritius (582-602) menetapkan perayaan Tertidurnya Santa Perawan Maria pada tanggal 15 Agustus bagi Gereja Timur. (Sebagian ahli sejarah menyatakan bahwa perayaan ini telah tersebar luas sebelum Konsili Efesus pada tahun 431.) Pada akhir abad keenam, Gereja Barat juga merayakan SP Maria Diangkat ke Surga. Sementara Gereja pertama-tama menekankan wafat Maria, secara perlahan-lahan terjadi pergeseran baik dalam gelar maupun substansinya, hingga pada akhir abad kedelapan, Sacramentarium Gregorian memiliki doa-doa bagi perayaan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga memberikan kepada masing-masing kita pengharapan besar sementara kita merenungkan satu sisi ini dari Bunda Maria. Maria menggerakkan kita dengan teladan dan doa agar bertumbuh dalam rahmat Tuhan, agar berserah pada kehendak-Nya, agar mengubah hidup kita melalui kurban dan penitensi, dan mencari persatuan abadi dalam kerajaan surga. Pada tahun 1973, Konferensi Waligereja Katolik dalam surat “Lihatlah Bundamu” memaklumkan, “Kristus telah bangkit dari mati; kita tidak membutuhkan kepastian lebih lanjut akan iman kita ini. Maria diangkat ke surga lebih merupakan suatu pengingat bagi Gereja bahwa Tuhan kita menghendaki agar mereka semua yang telah diberikan Bapa kepada-Nya dibangkitkan bersama-Nya. Dalam Maria diangkat ke dalam kemuliaan, ke dalam persatuan dengan Kristus, Gereja melihat dirinya menjawab undangan dari Mempelai surgawi.”

Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB. 545
                        Ratu Rosari
a.      Ratu rosary, bunda Tuhanku, engkau melahirkan
khalik dunia. Di depan tahtamu rakyatmu
bermohon: bantulah kami Maria, bantulah kami Maria.
b.      Ratu rosary, bunda tersuci, dengarlah lagu
pujian rakyatmu. Dengan teguh hati berserah
padamu; lindungi kami Maria, lindungi kami Maria.
c.      Ratu Rosari, bunda pengasih, harapan yang tunggal
dalam bahaya. Selamatkan kami dengan
rosarimu; doakan kami Maria, doakan kami Maria.

Pertisiwa Mulia V: Maria Dimahkotai di Surga.
Why.12: 1.
didoakan 
bersama12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Bapa satu – satunya sumber kasih sejati, kobarkanlah dalam diri kami semangat kasihMu kepada bunda PuteraMu sebab kami memandangnya sebagai teladan pengikut Yesus.
Renungan:
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. (Why. 12:1)
Perempuan yang dimaksudkan di sini adalah Bunda Maria. Karena jasa-jasanya di dalam karya keselamatan Allah, dengan terlibat penuh sejak jawaban kepasrahannya kepada kehendak Allah hingga tuntasnya karya keselamatan itu, lewat sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, maka ia pantas mendapatkan mahkota dan kemuliaan sebagai pahala dari Allah, yang diabdinya dengan segenap hati, dengan penuh cinta dan kesetiaan.
Berselubungkan matahari dan bulan ada di bawah kakinya, Bunda Maria dinobatkan dengan penuh semarak kemuliaan sebagai ratu segala makhluk ciptaan, ratu surga dan dunia. Yang demikian hanya pantas diberikan kepada orang pilihan Allah, yang merelakan kehendak Allah terlaksana dalam dirinya. Dialah Bunda Maria. “Matahari Sejati” yang menyinari dunia adalah Kristus. Maka Bunda-Nya yang mengandung dan melahirkan Dia, yang selalu hadir dalam setiap peristiwa hidup-Nya, yang menyimpan semua perkara/rahasia tentang-Nya, dan yang bertahan hingga akhir, tentu dengan sendirinya diliputi cahaya kemuliaan-Nya. Bulan di bawah kakinya, mewakili semua ciptaan Allah, yang pantas berada di bawah kuasanya, karena derajat dan tingkat keluhuranya yang melampaui ciptaan lainnya.
Sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya, tanda pengukuhan Bunda Maria sebagai Ratu para “bintang iman” yaitu para rasul. Karena setelah wafat Yesus, Bunda Maria berada di tengah/bersama para rasul, untuk memberi peneguhan iman kepada mereka, yang mengalami goncangan iman yang amat besar dan berat. Para rasul menjadi kokoh kuat sebagai rasul Kristus berkat kehadiran Bunda Maria. Jika tidak, mereka telah tercerai-berai, dan misi keselamatan pun berakhir. Karena itu juga Bunda Maria dijiluki Ratu para iman. Dengn demikian Ratu kita semua, yang beriman akan Kristus.
Bapa kita Fransiskus menempatkan Bunda Maria sebagai pelindung atau pendamping utama ordo. Ia mengimani, Allah yang mahabesar tak dapat ditampung oleh dunia ini, tapi berkenan dikandung dalam rahim sempit seorang perawan, Maria. Bunda Maria yang mengandung, melahirkan dan selalu mendampingi Yesus putranya, pasti juga mendampingi ordonya. Karena lahirnya ordo saudara dina ini sungguh dikehendaki Kristus. Buktinya bertahan hingga sekarang dan pasti tetap berlangsung terus selama masih ada langit dan bumi. Wahai saudaraku, yakinlah bahwa Bunda Maria yang telah diangkat ke Surga dengan jiwa dan raganya selalu mendampingi kita. Amin.
Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB. 543
            Mengasih Maria
a.      Mengasih Maria kerinduanku, menjadi abdinya cinta hidupku.
Ya bunda surgawi sambut baktiku kini kuhaturkan doa padamu.
b.      Maria pemurah, ratu surgawi, engkaulah bundaku, aku anakmu. Janganlah biarkan apapun juga memisahkan kita kini dan kelak.
c.      Ratu yang perkasa dengar doaku, dampingilah aku di medan hidup. Ulurkan tanganmu bila kujatuh dan hantarkan aku ke dalam surga.

SETELAH LAGU SELESAI UMAT MELETAKKAN LILIN DI DEPAN
 PATUNG BUNDA MARIA DAN MEYAMPAIKAN INTENSI PRIBADI,
 SETELAH BERDOA LANGSUNG MASUK KE GEREJA.

LITANI SANTA PERAWAN MARIA
(didoakan bersamaan dalam Gereja sesudah pawai lilin)
Litani Maria Perawan Terberkati disetujui oleh Paus Sixtus V pada tahun 1587. Juga diketahui sebagai Litani Loreto dinamakan seperti nama tempat asalnya, tempat pertama kali litani ini mulai dicatat pada tahun 1558.
Tuhan, kasihanilah kami.
     Kristus, kasihanilah kami.
Tuhan, kasihanilah kami; Kristus, dengarkanlah kami.
     Kristus, kabulkanlah doa kami.

Allah Bapa di surga, kasihanilah kami
Allah Putra, Penebus dunia, …
Allah Roh Kudus, …
Allah Tri Tunggal Kudus, Tuhan Yang Mahaesa, …

Santa Maria, doakanlah kami
Santa Bunda Allah, …
Santa Perawan termulia, …
Bunda Kristus, …
Bunda Gereja, …
Bunda rahmat ilahi, …
Bunda yang tersuci, …
Bunda yang termurni, …
Bunda yang tetap perawan, …
Bunda yang tak bercela, …
Bunda yang patut dicintai, …
Bunda yang patut dikagumi, …
Bunda penasihat yang baik, …
Bunda Pencipta, …
Bunda Penebus, …
Perawan yang amat bijaksana, …
Perawan yang harus dihormati, …
Perawan yang harus dipuji, …
Perawan yang berkuasa, …
Perawan yang murah hati, …
Perawan yang setia, …
Cermin kekudusan, …
Tahkta kebijaksanaan, …
Pohon sukacita kami, …
Bejana rohani, …
Bejana yang patut dikagumi, …
Bejana kebaktian yang utama, …
Bunga mawar yang gaib, …
Benteng Daud, …
Benteng gading, …
Rumah kencana, …
Tabut perjanjian, …
Pintu surga, …
Bintang Timur, …
Keselamatan orang sakit, …
Perlindungan orang berdosa, …
Penghibur orang berdukacita, …
Pertolongan orang Kristen, …
Ratu para malaikat, …
Ratu para bapa-bangsa, …
Ratu para nabi, …
Ratu para rasul, …
Ratu para saksi iman, …
Ratu para pengaku iman, …
Ratu para perawan, …
Ratu para orang kudus, …
Ratu yang dikandung tanpa dosa, …
Ratu yang diangkat ke surga, …
Ratu rosario yang amat suci, …
Ratu pencinta damai, …

Anak domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia,
     sayangilah kami.
Anakdomba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia,
     kabulkanlah doa kami.
Anakdomba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia,
     kasihanilah kami.

Marilah berdoa:
Berikanlah kepada hamba-hambaMu, O Tuhan Allah, kami memohon padaMu, agar kami dapat bersukacita dengan pikiran dan tubuh kami selalu sehat; dan dengan perantaraan mulia Maria terberkati, Perawan abadi, biarlah dibebaskan dari kesedihan sekarang dan memasuki sukacita kebahagiaan abadiMu, melalui Kristus, Tuhan kami. Amin

7. Doa Umat
I        : Melalui Bunda Maria Allah berkenan tinggal di tengah – tengah kita dalam Kristus Puteranya. Marilah kita berdoa dengan pertolongan Bunda Maria  agar kita semakin mengenal Sang Bapa melalui PuteraNya Tuhan kita Yesus Kristus:

Pb     : Bagi Bapa suci, para Uskup dan para Imam.
Ya Bapa, dampingilah selalu Bapa suci, para Uskup dan dan para Imam agar mereka menggembalakan umatMu dengan iman yang teguh, seperti Bunda Maria saat menerima perutusan sebagai Sang Bunda Penyelamat. Marilah kita mohon , . . .
U      : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

Pb     : Bagi para pemimpin masyarakat.
Ya Bapa, terangilah dan tuntunlah pemimpin masyarakat kami dengan sinar kasihMu sehingga tugas dan pelayanan mereka selalu diresapi oleh semangat kasih dan kerendahan hati seperti Bunda Maria. Marilah kita mohon, . . .
U      : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Pb     : Bagi para ibu.
Ya Bapa, semoga para ibu meneladan Bunda Maria dalam mendampingi keluarga mereka  agar semangat Keluarga Kudus Nazareth selalu tinggal di antara keluarga kami. Marilah kita momon, . . .
U      : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

Pb     : Bagi kita di sekitar Altar ini.
Ya Bapa, teguhkanlah iman, pengharapan serta kasih kami sehingga kami semakin yakin bahwa kebencian akan dikalahkan oleh kasih dan maut bukanlah akhir dari segala – galanya, sebagaimana Bunda Maria selalu bersyukur dan memuji Engkau karena karya penyelamatan melalui Kristus PuteraMu. Marilah kita mohon , . . .
U         :Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

I        : Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur kepadaMu atas pengangkatan Bunda Maria ke Surga dengan mulia. Kebahagiaan yang telah dicapainya merupakan janji dan jaminan keselamatan kami. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. 
U      : Amin.

III.  LITURGI EKARISTI

1. Persiapan Persembahan – Lagu Persembahan

I        : Terpujilah Engkau ya Tuhan, Allah Semesta alam, sebab dari kemurahanMu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
U      : Terpujilah Allah selama – lamanya.
I        : Terpujilah Engkau ya Tuhan, Allah Semesta alam, sebab dari kemurahanMu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
U      : Terpujilah Allah selama-lamanya

2. Doa Persiapan Persembahan
I        : Berdoalah saudari– saudara, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U      :  Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I        : Marilah berdoa, Allah Bapa yang Maha Penyayang, meja telah siap dan segalanya telah tersedia. Jadilah tuan rumah di tengah – tengah kami. Berilah kami tempat dan tugas kami masing – masing di tengah umat pilihanMu. Demi Kristus pengantara kami.
U      : Amin

3. Doa  Syukur Agung II 

I        : Tuhan bersamamu.
U      : Dan bersama rohmu.
I        :  Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U      :  Sudah kami arahkan
I        :  Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita
U      :  Sudah layak dan sepantasnya.

Prefasi
Kemuliaan Maria yang Diangkat ke Surga
U      : Sungguh layak dan sepantasnya, bahwa kami selalu dan di mana pun bersyukur kepadaMu, Tuhan, Bapa yang Kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal; dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Sebab, Perawan Maria, Bunda Allah, pada hari ini diangkat ke Surga. Dialah awal dan gambaran GerejaMu, yang harus bertumbuh sampai ke kepenuhan; dialah jaminan harapan dan tanda penghiburan bagi umat yang sedang berziarah. Dia tidak Engkau biarkan mengalami kebinasaan dalam kubur, sebab ia telah melahirkan PuteraMu, Pencipta kehidupan, yang secara mengagumkan telah menjelma dari dia. Dari sebab itu, bergabung dalam paduan para Malaikat, dengan penuh sukacita kami memuji Dikau sambil bernyanyi :

4. Kudus
DOA SYUKUR AGUNG II

I.       Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa, sumber segala kekudusan
I.       Maka kami mohon: kuduskanlah persembahan ini dengan pencurahan RohMu, agar bagi kami menjadi Tubuh dan Darah PuteraMu terkasih Tuhan kami, Yesus Kristus
I.       Ketika akan diserahkan untuk menanggung sengsara dengan rela, Yesus mengambil roti, mengucap syukur kepadaMu lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata:
TERIMALAH DAN MAKANLAH, INILAH
TUBUH-KU YANG  DISERAHKAN BAGIMU.
Demikian pula, sesudah perjamuan, Yesus mengambil piala, Sekali lagi Ia mengucap syukur kepada-Mu, lalu memberikan piala itu kepada murid-muridNya seraya berkata:
TERIMALAH DAN MINUMLAH;
INILAH PIALAH DARAHKU, 
DARAH PERNJANJIAN  BARU DAN KEKAL
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG,
DEMI PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
I.      Anamnese:  Setiap kali kita makan Roti ini dan minum dari Piala ini kita menyatakan iman kita:

U. WafatMu kami kenang; ya Tuhan yang bangkit mulia. datanglah, umatMu menanti penuh iman dan harapan.

I.       Sambil mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus, kami mempersembahkan kepadaMu, ya Bapa, roti kehidupan dan piala keselamatan. Kami bersyukur, sebab kami Engkau anggap layak menghadap Engkau dan berbakti kepadaMu. Kami mohon agar kami yang menerima Tubuh dan Darah Kristus dihimpun menjadi satu umat oleh Roh Kudus. Bapa perhatikanlah GerejaMu yang tersebar di seluruh bumi. Sempurnakanlah umatMu, dalam cinta kasih, dalam persatuan dengan Paus kami FRANSISKUS dan Uskup kami JOHANES LIKU-ADA’ serta para Imam, Diakon, dan semua pelayan sabdaMu.
  
 Doksologi    
I.       Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, Segala hormat dan kemuliaan  sepanjang segala masa,
 U.  Amin.

5. Bapa Kami
I        : Atas petunjuk penyelamat kita dan dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa:
U      :  Bapa Kami….(dinyanyikan)
Embolisme
I        : Ya Bapa, datanglah kerajaan-Mu di atas seluruh muka bumi.  Bukalah hati setiap orang supaya percaya kepadaMu, dan dengan demikian menjadi warga kerajaanMu yang abadi. Semoga kamipun giat mewujudkan kerajaanMu di tengah masyarakat sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami, Yesus Kristus.

U      :  Sebab Engkaulah raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

6. Doa Damai
I        : Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, “Damai kutinggalkan bagimu, damaiKu Kuberikan kepadamu” Dari sebab itu marilah kita mohon damai kepada-Nya:
U      : Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami, supaya hidup bersatu dengan rukun, sesuai dengan kehendakMu. Sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

I        : Damai Tuhan bersamamu.
U      : dan bersama rohmu.

Pemecahan Hosti
I        : Semoga percampuran Tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus ini memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan menyambutNya.

7. Anak Domba Allah
Ajakan menyambut Komuni:
I        : saudari – saudara, lihatlah inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ikut dalam perjamuanNya.
U      : Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

8. Komuni: Lagu Komuni.

9. Doa Sesudah Komuni
I        : Ya Allah, kami telah menyambut sakramen keselamatan. Kami mohon, semoga berkat doa Santa Perawan Maria yang diangkat ke dalam kemuliaan Surgawi, kami diantar kepada kemuaan kebangkitan. Dengan pengantaraan  Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
U      : Amin

V. RITUS  PENUTUP
1. Pengumuman: Sekretaris

2. Berkat Meriah
I        : Saudara – saudari terkasih, marilah mengakhiri Perayaan Ekaristi dan Pawai lilin dalam rangka merayakan hari raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga dengan memohon berkat Allah
                            ………………..hening sejenak…………….
I        : Tuhan sertamu.
U      : Dan sertamu juga.
I        : Semoga karena doa Santa Perawan Maria, Allah berkenan menebus umat manusia dan melimpahi saudara dengan berkatNya.
U      :  Amin.

I        : Semoga saudara senantiasa merasakan perlindungan Santa Perawan Maria yang melahirkan bagi kita Sang Pencipta kehidupan.
U      :  Amin.

I        : Semoga perayaan suci ini memberikan kepada saudara kegembiraan batin dan pahala Surgawi.
U      :  Amin.

I        : Semoga saudara sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang Mahakuasa: Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U      :  Amin.

3. Pengutusan
I        : Saudara sekalian, perayaan Ekaristi dalam rangka Perayaan Santa Perawan Maria diangkat ke Surga telah selesai.
U      : Syukur kepada Allah.

I        :  Mari pergi! Kita diutus.
U      :  Amin.


4. Perarakan Keluar. Lagu Penutup. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar