#under_header{ margin:10px 0; padding:1%; width:98%; }

Senin, 19 September 2011

Fibrosis Sistik

Fibrosis sistik adalah penyakit mematikan yang diturunkan yang  umumnya terjadi pada orang berkulit putih. Fibrosis sistik merupakan gangguan resesif autosomal dimana sebagian besar pembawa gen menunjukkan gejala.
Fibrosis sistik adalah gangguan resesif autosomal pada bayi, anak dan dewasa muda, dengan disfungsi kelenjar eksokrin yang tersebar luas dimana disertai tanda-tanda penyakit paru kronis (akibat produksi mucus yang berlebihan pada saluran nafas), defisiensi pankreas, kadar elektrolit yang tinggi abnormal di dalam keringat dan kadang terdapat sirosis biliar. Secara patologis, pankreas menunjukkan gambaran obstruksi duktus-duktus oleh pemadatan eosinofilik amorf, mengakibatkan defisiensi enzim pankreas yang menyebabkan stearorea dan azeatorea.
Derajat kelainan sistem kelenjar dan organ dapat sangat bervariasi dengan akibat gambaran klinis yang bervariasi.


 Fibrosis sistic merupakan resesif autosomal pada bayi, anak dan dewasa muda, dengan disfungsi kelenjar eksokrin yang tersebar luas. Fibrosis sistik ini disebabkan oleh kesalahan pada gen CFTR (cystic fibrosis transmembrane regulator) yang mengkode protein yang berfungsi sebagai saluran klorida dimana diatur oleh adenosine monofosfat siklik (cAMP).
Pada tahun 1989, lokasi kegagalan gen CFTR ditemukan terletak pada lengan panjang dari kromosom tujuh. Mutasi pada gen CFTR menyebabkan kelainan pada pengaturan cAMP transport klorida di sel epitel pada permukaan mukosa.
Enam kelompok kelainan yang disebabkan oleh mutasi CFTR adalah:
a.     Tidak ada sintesis protein CFTR
b.    Pematangan protein yang tidak sempurna dan degradasi awal
c.     System regulasi yang kacau
d.    Kecacatan pada penghantaran klorida dan gerbang saluran
e.    Berkurangnya transkripsi
f.     Omset saluran dipercepat dari permukaan sel
Mutasi CFTR sulit berpenetrasi. Ini berarti bahwa akibat yang disebabkan oleh gen ini tidak dapatdiprediksi. Kegagalan CFTR menyebabkan penurunan sekresi klorida dan peningkatan reabsorbsi natrium dan air melalui sel epitel. Hal ini menyebabkan lapisan cairan epitel meningkat dan hidrasi lender menurun sehingga resiko infeksi dan peradangan meningkat. Sekresi pada saluran pernapasan, pankreas, saluran pencernaan, kelenjar keringat, dan saluran eksokrin lainnya mengalami peningkatan viskositas sehingga sulit dibersihkan.

Figure 1
Pada gambar di atas, dapat diperlihatkan bagaimana 2 orang tua pembawa gen CFTR salah akan memiliki peluang mempunyai anak yang menderita fibrosis sistik, pembawa gen dan yang tidak memiliki fibrosis sistik. Pembawa atau “carrier” gen tidak menunjukkan gejala fibrosis sistik dan hidup normal.
Gejala dan Tanda Fibrosis Sistik
Gejala dari fibrosis sistik bervariasi antara orang yang satu dengan yang lainnya dan dari waktu ke waktu. Salah satu tanda awal dari sistik fibrosis yaitu kulit bayi terasa asin atau bayi tidak buang air besar.
Kebanyakan dari tanda dan gejala dari fibrosis sistik kemudian berkembang. Gejala dan tanda tersebut dihubungkan dengan efeknya pada sistem pernapasan, perncernaan dan reproduksi tubuh.

Figure 2 A menunjukkan organ yang dapat dipengaruhi oleh fibrosis sistik, B menunjukkan saluran pernapasan yang normal, dan Cmenunjukkan saluran pernapasan yang dipengaruhi oleh fibrosis sistik dimana dihalangi oleh mucus yang kental dan lengket mengandung darah dan bakteri
a.    Gejala dan tanda pada sistem pernapasan
Seseorang yang menderita fibrosis sistik akan memiliki lender yang kentl dan lengket yang akan menghalangi jalan napasnya. Kumpulan lender ini dengan mudah ditumbuhi bakteri dan menyebabkan infeksi. Infeksi dapat menghalangi jalan napas dan menyebabkan batuk yang sering untuk menyeluarkan sputum atau lender itu dan kadang-kadang berdarah.
Orang yang mengalami fibrosis sistik cenderung mengalami infeksi paru yang disebbkan oleh bakteri yang tidak dapat diobati dengan antibiotik standar.
Selain itu, akan mengalami sinusitis, infeksi pada saluran napas dibelakang mata, hidung dan tenggorokan. Bronchitis dan pneumonia juga terjadi. Infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan paru yang parah.
Ketika fibrosis sistik semakin parah, komplikasi serius yang sering terjadi adalah pneumothorax. Beberapa pasien yang mengalami juga dapat berkembang menjadi polyp yang akan membutuhkan operasi..

b.    Gejala dan tanda pada sistem pencernaan
Lendir akan menghalangi saluran pada pankreas dan mencegah enzyme yang dihasilkan mencapai pencernaan sehingga menimbulkan gejala dan tanda pada sistem pencernaan.
Tanpa enzim ini, usus tidak dapat menyerap lemak dan protein secara keseluruhan. Hal ini akan menyebabkan diare atau perut terasa penuh, baud n berminyak. Tersumbatnya usus juga dapat terjadi, khususnya pada kelahiran baru. Terlalu banyak gas atau beberapa konstipasi pada usus dapat menyebabkan perut sakit dan terasa tidak nyaman.
Tanda dari fibrosis sistik pada anak-anak adalah rendahnya bert badan. Anak ini tidak dapat memperoleh nutrisi yang cukup dari makanan yang disebabkan oleh kurangnya enzyme yang dapat membantu mengabsorbsi lemak dan protein.
Komplikasi yang dapat terjadi, yaitu:
·         Pankreatitis dimana pankreas mengalami peradangan
·         Rektal prolapse
·         Penyakit hati
·         Diabetes
·         Gallstone

c.    Gejala dan tanda pada sistem reproduksi
Pria yang mengalami fibrosis sistik akan mandul karena mereka terlahir tanpa vas deferens, yaitu saluran yang menghubungkan testicle ke penis.
Sedangkan wanita yang mengalami fibrosis sistik akan sulit hamil karena lender menghambat servix atau komplikasi lainnya.

d.    Gejala dan tanda lainnya serta komplikasi
Gejala dan tanda lainnya dihubungkan dengan peningkatan mineral dalam darah. Fibrosis sistik akan menyebabkan keringat seseorang akan sangat asin. Sebagai akibatnya, tubuh akan kehilangan sejumlah besar garam ketika berkeringat. Hal ini menyebabkan dehidrasi (kondisi dimana tubuh tidak memiliki cairan yang cukup), peningkatan laju jantung, kelelahan, mengantuk, tekanan darah menurun, stroke, dan kadang-kadang kematian.
Fibrosis sistik juga menyebabkan berat jenis tulang rendah dan clubbing (jari dan ibu jari akan melebar). Hal ini akan berkembang lambat karena paru-paru tidk menyediakan cukup oksigen dalam pembuluh darah. Berat jenis tulang yang rendh akan berkembang menjadi tulang yang rapuh atau disebut osteoporosis.
Beberapa tes yang digunakan untuk memonitor anak yang mengalami fibrosis sistik :
  • Sinar X pada dada
  • Tes darah untuk mengevaluasi status nutrisi
  • Pemeriksaan bakteri untuk mengecek pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa, Staphyloccus aureus, atau haemophilous influenzabacteria pada paru
  • Tes fungsi pulmonary untuk mengukur efek CF pada pernapasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar