#under_header{ margin:10px 0; padding:1%; width:98%; }

Minggu, 10 Juli 2011

Efek Biofarmasetika dari Penggunaan Excipient pada Tablet

Pengaruh bentuk sediaan
Kecepatan disolusi dipengaruhi oleh bentuk sediaan.
Urutan kecepatan disolusi dari bentuk sediaan obat dari dari yang paling cepat adalah larutan < suspensi < emulsi < serbuk < kapsul <tablet < film coated (salut film) < dragee (salut gula) < enteric coated (salut selaput) < sustainedrelease/retard





Komposisi Tablet:
Dalam memformulasi suatu bentuk sediaan obat, jarang diberikan dalam bentuk tunggal. Biasanya obat dibuat dalam bentuk sediaan yang membutuhkan bahan-bahan tambahan (excipient).
Sebelum mengalami disolusi, obat harus dilepaskan dari bentuk sediaannya sehingga penggunaan excipient ini dapat mengakibatkan perubahan disolusi dan absorpsi obat.

Diluents
Disebut juga pengisi atau basis adalah bahan yang tidak berbahaya yang ditambahkan untuk menambah besarnya tablet menjadi ukuran yang sesuai. Pengisi umum untuk tablet adalah laktosa dan sukrosa. Amilum dan kalsium karbonat cocok digunakan sebagai diluent jika tidak diinginkan tablet larut untuk menghasilkan larutan jernih. Absorbent adalah pengisi khusus dipilih untuk membantu kuantitas kecil dari larutan. Amilum dan Mg_karbonat umumnya digunakan absorbent. MgO tidak cocok dalam kebanyakan kasus karena kecenderungannya menjadi keras dan membentuk semen.
Binder
Pengikat, bahan tambahan atau adhesih adalah suatu bahan yang ditambahkan dengan tujuan untuk menyatukan serbuk menjadi granul dan menyatukan granulnya menjadi tablet. Pengikat harus inert secara fisiologis, cocok secara kimia dengan bahan lain dan memiliki sifat adhesive tetapi tidak cukup untuk menhalangi menghalangi kelarutan atau desintegrasi dari tablet. Yang digunakan secara luas sebagai pengikat dengan tujuan untuk mengurangi sifat adhesive adalah glukosa 25-50% , mucilage akasia 10-20%, larutan gelatin 10-20% (harus digunakan hangat dalam bentuk cairan), sirup sukrosa, 2 bagian dalam 3 bagian mucilage amilum, 1 bagian dalam 16 bagian air dan alkohol, sukrosa, akasia dan laktosa dapat digunakan dalam bentuk serbuk, tetapi pengikat lebih efektif digunakan dalam bentuk larutan.
Desintegran
Penghancur adalah bahan yang ditambahkan dalam formulasi tablet dimana ini wajib untuk menginduksi tablet hancur setelah ditelan.
Faktor yang mempengaruhi kelarutan atau kehancuran tablet adalah :
Faktor fisika dan mekanik dari bahan dalam formulasi tablet
Kekerasan tablet dan luas permukaan
Permukaan area (bagian tablet)
Lubrikan
3 masalah yang terjadi pada pembuatan tablet:
  1. Aliran granul masa cetak
  2. Adhesi bahan dengan punch dan die
  3. Pelepasan tablet dari ruang die (ejection)

**Fungsi lubrikan : susah penetrasi air ke dalam tablet
lubrikan sejati = pelicin : di antara 2 permukaan yang bergerak mencegah terjadinya gesekan antara tepi tablet dengan dinding die sebelah dalam selama proses pencetakan tablet.
**glidan = pelincir : memperbaiki aliran granul atau massa cetak dengan kemampuannya menekan tekanan elektrostatis sehingga tidak terjadi
**anti adheran = anti lengket : mencegah menempelnya granul atau massa tablet pada die saat proses pencetakan tablet


Lubrikan ditambahkan ke dalam tablet granulasi ketika bertujuan untuk:
meningkatkan aliran bahan granul
menghilangkan adhesi dari permukaan punch dan die
mengurangi gesekan dengan dinding die dan mempermudah pengeluaran tablet setelah selesai
mengurangi kelebihan gesekan punch dan die dengan tablet
Contoh:avicel, pati,  talk. Mg. stearat, As. Stearat, lemak, Kalsium stearat, paraffin cair atau bahan yang cocok.



 
Adapun faktor-faktor yg mempengaruhi bioavailabilitas obat
1. Peningkatan kompresi (tekanan) pada waktu pembuatan meningkatkan kekerasan tablet. Hal ini menyebabkan waktu disolusi dan disintegrasi menjadi lebih lama.
2. Penambahan jumlah bahan pengikat pada formula tablet atau granul akan meningkatkan kekerasan tablet, mengakibatkan perpanjangan waktu disintegrasi dan disolusi, 
3. Peningkatan jumlah pelincir (lubricant) pada formula tablet akan mengurangi sifat hidrofilik tablet sehingga sulit terbasahi (wetted). Hal ini memperpanjang waktu disintegrasi dan disolusi
4. Granul yang keras dengan waktu kompresi yang cepat serta kekuatan yang tinggi akan menyebabkan peningkatan suhu kompresi,sehingga obat yang berbentuk kristal mikro akanmembentuk agregat yang lebih besar.


Contoh kerusakan tablet yang mempengaruhi bioavailabilitas:
Ketidaklarutan atau tidak aktifnya tablet, tentunya tergantung pada karakter dari bahan dari kondisi tablet. Karena semua bahan dari tablet diharapkan menjadi bahan yang lebih aktif, kondisi dari tablet baik kelarutannya atau dapat didesintrasi. Terlalu ditekan, kelebihan gum, akasia dan kelebihan lubrikan cenderung menghambat aktivitas obat pada tablet. Jika pati digunakan sebagai bahan penghancur, ini harus tetap kering sepanjang pembuatan tablet. Sebaliknya ini dilakukan untuk tujuan ini.


Contoh kasus pengaruh excipient pada bioavailabilitas terjadi pada tahun 1971 di Australia. Banyak pasien yang mengkonsumsi tablet fenitoin memperlihatkan gejala keracunan, meskipun kadar fenitoin dalam tablet tersebut tepat. Ternyata bahan pengisi pada formula tablet tersebut menggunakan laktosa,sebelumnya kalsium sulfat. Penggantian Laktosa menyebabkan peningkatan bioavailabilitas sehinggaterjadi efek toksis.

**dari berbagai sumber**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar