LITURGI
EKARISTI DAN PANDUAN PAWAI LILIN
PADA HARI RAYA
SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
Jumat, 15
Agustus 2014 di Gereja Pusat Paroki Makale.
I. RITUS PEMBUKA
1.
Lagu Pembuka:
Perarakan
masuk: (Misdinar, Lektor, Pemazmur, doa umat, Pengarak Persembahan, dan Imam
berarak bersama).
2. Antifon
Pembuka:
I :
Suatu tanda besar tampak di langit: seorang perempuan berselubungkan matahari,
dengan bulan di bawah kakinya, dan mahkota dua belas bintang pada kepalanya.
3. Tanda
Salib dan Salam
I :
† Dalam
nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U
:
Amin.
I :
Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus
bersamamu.
U : Dan
bersama rohmu.
4. Kata
Pengantar:
Maria
diangkat ke Surga merupakan ajaran Gereja. Konsili Vatikan II mengajarkan,
“Akhirnya Perawan tak bernoda, yng tidak pernah tekena oleh segala cemar dosa
asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat
melalui kemuliaan di Surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh
Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai
Puteranya, tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut” (LG
art.59). Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga memberikan kepada kita
pengharapan besar, yaitu menggerakkan kita dengan teladan dan doa agar
bertumbuh dalam rahmat Tuhan, agar berserah pada kehendakNya, dan mencari
persatuan abadi dalam Kerajaan Surga.
5. Tobat :
I :Saudara/i,
umat seiman dan sepengharapan, agar kita layak dan pantas merayakan perayaan
iman ini, teristimewa kita mau merenungkan Santa Perawan Maria diangkat ke
Surga, marilah pada awal perayaan ini kita mohon ampun kepada Allah Bapa di
surga atas segala dosa dan salah kita.
…………..…
hening sejenak ………………
I
+ U :
Saya Mengaku ….
6. Kyrie
– Tuhan kasihanilah.
Absolusi
I :
Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan
menghantar kita ke hidup yang kekal
U : Amin
7. Gloria
– Kemuliaan
8. Doa
Pembuka.
I : Marilah
kita berdoa.
Ya Allah yang Mahakuasa dan kekal, Perawan Maria yang tak
bernoda, Bunda PuteraMu, telah Engkau angkat ke dalam kemuliaan Surgawi dengan
jiwa dan raganya. Kami mohon, semoga dengan tetap mengarahkan hati kepada
perkara – perkara surgawi, kami layak ikut serta dalam kemuliaannya. Dengan
pengantaraan Kristus, PuteraMu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan
Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa.
U :
Amin.
II. LITURGI SABDA
1. Bacaan I: Why. 11: 19a; 12: 1.3 –
6a.10ab.
Pb: 11:19
Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, 12:1 Maka tampaklah suatu tanda
besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di
bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. 12:3
Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah
padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya
ada tujuh mahkota. 12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di
langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan
perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah
perempuan itu melahirkan-Nya. 12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki,
yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu
dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya. 12:6 Perempuan itu
lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah,
12:10 Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di
hadapan Allah kita.
Demikianlah
Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah
2. Mazmur Tanggapan: Pemazmur.
Reff.
Segala keturunan akan menyebut aku bahagia.
3. Bacaan
II: 1 Kor. 15: 20 – 26.
Pb :
15:20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara
orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.15:21
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga
kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.15:22 Karena sama
seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua
orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.15:23 Tetapi
tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu
mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.15:24 Kemudian tiba
kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah
Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.15:25 Karena Ia
harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua
musuh-Nya di bawah kaki-Nya.15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah
maut.
Demikianlah
Sabda Tuhan.
U :
Syukur Kepada Allah.
4. Bait Pengantar Injil - Alleluya: Pemazmur.
(Sementara Bait Pengantar Injil
dinyanyikan, Misdinar membawa alat pedupaan ke hadapan Imam untuk diisi dan
diberkati. Selanjutnya, Misdinar membawa alat pedupaaan dan lilin ke Ambo).
5.
Bacaan Injil: Luk. 1: 39 – 56.
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga
I :
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas.
U :
Dimuliakanlah Tuhan.
I : 1:39 Beberapa waktu kemudian
berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di
Yehuda.1:40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada
Elisabet.1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang
di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus,1:42 lalu berseru
dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan
diberkatilah buah rahimmu.1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang
mengunjungi aku?1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada
telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.1:45 Dan
berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari
Tuhan, akan terlaksana."1:46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan
Tuhan,1:47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,1:48 sebab Ia
telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang
segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,1:49 karena Yang Mahakuasa telah
melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.1:50 Dan
rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.1:51 Ia memperlihatkan
kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang
congkak hatinya;1:52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan
meninggikan orang-orang yang rendah;1:53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada
orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;1:54
Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,1:55 seperti yang
dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk
selama-lamanya."1:56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya
bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
I : Berbahagialah
orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U
: SabdaMu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami
!
6.
Homili (homili
diperpanjang dengan berarak sambil berdevosi dan merenungkan Santa Perawan
Maria Diangkat ke Surga).
PERARAKAN
( PAWAI LILIN )
Komentator:
Saudara/i
terkasih dalam Yesus Kristus, untuk pertama kalinya kita umat Paroki Hati Tak
Bernoda SP Maria Makale pada saat ini kita akan berpawai lilin sambil berdevosi
demi menghormati karya Allah yang amat besar dalam diri Santa Perawan Maria
dengan rute berikut ini: dari pintu
halaman Patoran sebelah Timur masuk jln. Musa, belok kiri masuk jln. Kartini, belok
kiri masuk jln Nusantara (depan Pos LANTAS masuk jembatan perempatan, belok
kiri masuk jln. M. Yamin, masuk kembali ke halaman gereja melalui pintu sebelah
barat sampai di patung Bunda Maria – berdoa pribadi. Urut – urutan perarakan
(pawai lilin) seperti berikut: Malaikat – malaikat kecil, Misdinar, Patung
Bunda Maria, Lektor, Pemazmur, doa umat, Pengarak Persembahan, Prodiakon, Imam,
umat per kelompok yg diawali kelompok Legio Maria).
(umat
dan petugas Liturgi keluar dari gereja dengan tertib).
Mari
saudara – saudari kita mengawali perarakan kita dengan mengungkapkan iman
percaya kita dengan syahadat singkat.
Aku Percaya . . . (diucapkan di halaman depan pintu Gereja).
Bapa kami . . .
Salam Puteri Allah Bapa, Salam Maria . .
.
Salam Bunda Allah Putera, Salam Maria .
. .
Salam Mempelai Allah Roh Kudus, Salam
Maria . . .
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh
Kudus . . .
Terpujilah Yesus, Maria dan Yusuf . . .
Lagu: MB: 542
Salam Maria
Salam,
maria, rahmat Tuhan sertamu,
bunda
Yesus Kristus, doakanlah kami.
Salam,
Maria, engkau bunda Gereja,
lindungilah
kami, doakan putramu.
Salam,
Maria ratu surga dan bumi,
terpujilah
engkau di sepanjang masa.
PERISTIWA
MULIA
Peristiwa
Mulia I: Yesus Bangkit dari antara orang mati.
Mat.28: 5 – 6.
28:5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan
itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang
disalibkan itu.28:6 Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti
yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.
Bapa,
mampukanlah kami melanjutkan misi PuteraMu yaitu memberitakan Injil kepada
semua orang agar kerajaanNya menjadi nyata di bumi. Ijinkanlah kami merenungkan
Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga:
Renungan:
Pada Hari
Raya SP. Maria diangkat ke surga ini, marilah kita merenungkan maknanya
yang mendalam dan sangat
relevan untuk penghayatan hidup kita sebagai orang kristen. Kepercayaan kita akan Maria, Bunda Tuhan Yesus, yang diangkat ke
surga ini merupakan suatu tanda dan
pegangan hidup yang penuh harapan. Dengan melihat Bunda Maria disurga, hidup
kita sendiri sebagai manusia di dunia ini juga dapat kita yakini sebagai hidup yang tertuju kepada kebahagiaan abadi di surga. Kematian kita bukanlah
suatu akhir perjalanan hidup,
melainkan suatu pintu memasuki awal hidup yang tak mengenal maut.
Bagi kita
umat katolik kepercayaan
akan SP.Maria diangkat ke surga dapat kita peroleh karena kita percaya, bahwa Maria dikandung tanpa cela. Kita
percaya bahwa Maria dibebaskan dari dosa
berkat anugerah Allah, yaitu bahwa Maria karena tanpa dosa maka ia tidak akan mengalami akibat-akibat dosa dan kematian.
Kita percaya bahwa dengan kekuatan, ketaatan, dan
kesetiaannya, Santa Perawan Maria pada akhir hidupnya di dunia ini diterima
jiwa dan raganya ke
dalam kemuliaan di surga.
Latar
belakang kepercayaan
kita, bahwa Maria diangkat ke surga, ialah karena Maria adalah Bunda Putera Tunggal
Allah,
yang telah menaklukkan dosa dan maut dengan pengorbanan
dan kematian-Nya di salib. Dalam hubungannya yang begitu erat antara Maria dan Yesus Kristus dalam penyelenggaraan
karya penebusan-Nya, maka Maria juga
manusia pertama yang dapat ikut naik ke surga.
Injil Lukas
hari ini(Luk 1:39-56) memuat ceritera tentang dua orang wanita, yang
kedua-duanya saling
berbagi iman, harapan dan kebahagiaan sebagai seorang perempuan yang mempersiapkan diri menjadi seorang ibu. Elisabet sebagai orang berusia lanjut yang semula mandul, dan
Maria seorang gadis bertunangan namun mengandung. Terungkaplah dalam ceritera itu betapa agung kuasa Allah untuk
mengadakan dan memelihara kehidupan!
Allah berkuasa membangkitkan hidup dari rahim yang mandul, dan juga dari makam-makam orang yang sudah mati. Dan
perjalanan jauh Maria dari Nasaret ke
daerah pegunungan Yudea untuk mengunjungi Elisabet adalah juga gambaran kedatangan Kerajaan Allah.
Maria adalah
model bagi kita semua,
dan diangkatnya ke surga meyakinkan kita bahwa kita sungguh mempunyai harapan. Apa yang dialami Si Perawan Puteri
Nasaret pada akhir perjalanan
hidupnya di dunia ini juga akan kita alami, apabila kita tetap selalu setia dan taat seperti dia. Dengan diangkat ke
surga Maria menunjukkan kepada kita
jalan menuju Allah, jalan menuju surga, jalan yang harus kita tempuh dalam hidup kita. Maria menunjukkan jalan itu
kepada orang-orang yang tahu
menganggap dirinya sebagai "orang-orang kecil", sebagai
"anak-anak", sebagai"orang miskin", yang merasa membutuhkan
belas kasihan Allah selalu! Maria, Ratu dunia ini, membuka dan menunjukkan kepada setiap
orang, setiap pribadi tetapi juga kepada
semua bangsa, kekuatan kasih Allah. Yang dilakukan Allah ialah"menurunkan
orang-orang yang berkuasa dari takhta, meninggikan orang-orang yang rendah; ia melimpahkan segala yang baik kepada orang
yang lapar, dan menyuruh orang yang
kaya pergi dengan tangan hampa" (Luk 1:52-53). Maria sungguh model bagi setiap orang yang ingin bahagia!
Mari saudara kita perhatikan kata – kata Paus
Benedictus XVI ini:
"Dengan memandang Maria dalam
kemuliaannya di surga, kita memahami, bahwa dunia ini bukanlah tanah air kita
yang definitif. Dan bila kita hidup sambil memperhatikan hal-hal abadi
(surgawi), maka pada suatu saat kita akan mengambil bagian dalam kemuliaan yang
sama, dan dunia kita ini akan menjadi makin indah. Bila demikian, kita jangan
pernah kehilangan kejernihan hati dan damai kita, walaupun berada di tengah
beribu-ribu kesukaran. Tanda berkilau-kilauan Santa Perawan yang diangkat ke surga
akan bersinar lebih cemerlang, apabila bayangan – bayangan kesedihan,
penderitaan dan kekerasan nampak di dalam cakrawala hidup kita. Hendaklah kita
yakin, bahwa dari atas Maria mengikuti tapak-tapak kaki kita dengan
keprihatinan yang lembut, menyingkirkan kesuraman dalam saat-saat kegelapan dan
kesedihan. Ia memberi kepastian dengan tangannya sebagai Ibu kita. Marilah
terus kita lanjutkan hidup kita di bawah bimbingan Maria"
Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB. 536
Mari Muliakan
Maria
a.
Mari muliakan Maria, Sang perawan yang
muri;
bunda
Kristus tanpa noda, bunda G’reja yang suci.
b.
Kau Maria, buah sulung, tertebus oleh
Putra,
Sang
wanita tanda agung, di antara p’ra bangsa.
c.
Kau berhiaskan sang surya dan beralaskan
bulan;
para
rasul mahkotanya, kau menang atas setan.
d.
Doakanlah umat G’reja, mempelai Anak
domba,
agar
murni dan setia, dan kelak bahagia.
Peristiwa
Mulia II: Yesus Naik ke Surga
Kis. 1: 9 – 11.
1:9
Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan
awan menutup-Nya dari pandangan mereka.1:10 Ketika mereka sedang menatap ke
langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih
dekat mereka,1:11 dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga
meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat
Dia naik ke sorga."
Bapa, Engkau
tumpuan hidup dan harapan kami. Mampukanlah kami untuk meneladan Bunda Maria
Bunda PuteraMu.
Renungan:
Peringatan Maria Diangkat ke Surga sudah dirayakan sejak abad
ke-4, tapi baru pada tahun 1950 peringatan ini secara resmi ditetapkan sebagai
sebuah ajaran iman. Permohonan untuk menjadikan peristiwa Maria Diangkat ke
Surga sebagai dogma datang dari 113 kardinal, 2.505 uskup, 32.000 pastor dan
biarawan, 50.000 biarawati, dan 8 juta umat awam.
Bagi banyak
orang masa kini, mungkin tersirat gagasan, seakan-akan ajaran mengenai ‘Santa Maria diangkat ke surga’ itu relatif masih
baru. Memang rumusan resminya baru diungkap sebagai dogma Gereja oleh Paus Pius
XII pada tahun 1950[1] setelah semua Uskup dimintai pendapat dengan surat
tanggal 1 Mei 1946. Namun tradisi dan ajaran mengenai ‘Pengangkatan Maria ke
surga” sudah berusia tua sekali. Sudah sejak abad 8 umat kristiani merayakan pesta
Maria diangkat ke Surga.[2
Tampaknya
Maria meninggal dalam situasi privat sekali.
Berbeda dengan Anaknya yang meninggal di tengah orang banyak. “Maria, bunga
bakung firdaus, meninggal di tengah bunga-bunga yang tumbuh bersertanya”.
Keberangkatannya tidak diseru-serukan di dunia. Gereja memang sibuk dengan
pengutusan hariannya: mewartakan Kabar Anak Maria, menderita, dikejar-kejar.
Pada suatu waktu di antara mereka rupanya beredar kabar bahwa Maria sudah tidak
di antara mereka lagi. Mereka mencari-cari tempat Maria dikuburkan,
peninggalannya dst. Tidak jelas apakah di Ephesus? Di Yerusalem? Kabar simpang
siur; pun kalau orang modern memasang Maria di mana-mana, itu manya untuk
mendapat keuntungan keuangan. Sebenarnya tak seorang pun pernah menemukan
makamnya. Ada pula kabar yang mengatakan bahwa pada waktu tertentu para Rasul
berkumpul di sekitar Bunda Yesus, yang sudah lemah sekali. Namun ditradisikan
bahwa Maria tidak disimpan dalam kubur; ia diangkat ke surga oleh Anaknya.”[3]
Orang
pertama yang tercatat mempermasalahkan tubuh Maria adalah St. Epiphanius. Ia
menjadi Uskup pada abad 4.
Alkitab
tidak mengatakan bahwa Maria tetap tinggal di rumah Yohannes sesudah dialog di salib. Tampaknya, seperti dalam Injil,
Maria memang mengambil posisi ‘diam’ dan
‘mengunyah segalanya dalam hati’. Juga Wahyu 12: 13 memperlihatkan Maria dilepaskan
dari genggaman maut.
St. Johannes
dari Damaskus sudah menyusun suatu kotbah bagus mengenai Maria diangkat ke
surga. Sejak pertengahan abad 5 sudah ada kalangan kristiani luas yang
merayakan pesta dengan sebutan “Peringatan Bunda Allah”
pada tanggal 15 Agustus. Tempatnya di suatu
tempat ziarah dekat Yerusalem. Pada akhir abad 6 pesta tersebut khususnya untuk
mengenangkan akhir kehadiran Maria di dunia: hari Maria dipanggil kembali
kepada Bapa. Pada abad 8 Paus Sergius membawa pesta itu ke Roma bersama dengan 3 pesta lain yang berkaitan
dengan Maria. Dari Roma pesta itu menyebar ke seluruh Eropa. Pada akhir abad 8,
Paus Adrianus memberinya nama Pesta Maria diangkat ke surga. Pada tahun 1169
Paus Alexander III menulis “Maria dikandung tanpa noda, melahirkan tanpa sakit
dan berangkat lagi ke surga tanpa mengalami pembusukan kuburan: jadi
memperlihatkan – sesuai dengan kata-kata malaikat – bahwa Maria penuh rahmat :
tidak kurang!”.[4] Menjelang akhir abad 15 sudah hampir tidak ada orang yang
menyangsikan perlunya pesta itu. Pada abad 17 Suarez berkata bahwa “tiada orang
katolik saleh yang menyangsikan atau menyangkal misteri itu”. Kemudian
Alphonsus Liguori menghubungkan pengangkatan ke surga dengan misteri Maria
dikandung dengan tanpa noda. Setelah pengumuman dogma Maria dikandung tanpa
noda dosa tahun 1854, banyak sekali usul dari seluruh dunia menghendaki
diumumkannya dogma mengenai pengangkatan Maria ke surga.[5] Banyak sekali
gereja yang dibaktikan kepada Maria diangkat ke surga. Begitu pula kota dan
kabupaten yang berlindung di bawah Maria yang diangkat ke surga. Di Gereja
Timur dan Gereja Barat waktu itu sudah ada doa ibadat harian mengenai Maria
yang diangkat ke surga pula. Buku sakramen Perancis dan Bizantium memuat doa
itu.
Baiklah kita
memandangnya dari kacamata iman pada Yesus Kristus.[6] Kita semua percaya bahwa
Yesus Kristus naik ke surga: tubuh dan badan yang baru dibangkitkan. Ajaran itu
disebut iman akan Kenaikan Yesus Ke Surga. Ajaran tersebut secara eksplisit
diwahyukan dalam Alkitab. Kita semua juga percaya, bahwa semua orang benar akan
masuk surga, rohani dan jasmani. Dengan kata lain, tubuh dan jiwa kita akan
sama-sama dimasukkan ke surga, mengikuti Tubuh Yesus Kristus yang dibangkitkan.
Hal itu juga secara eksplisit diwahyukan dalam Alkitab. Oleh sebab itu kita semua
percaya, bahwa para kudus sekarangini ada di
surga, sedangkan tubuh mereka ada di makam. Kebenaran-kebenaran tersebut di
atas diterima oleh semua orang yang menyebut diri kristiani.
Kita,
sebagai umat katolik percaya bahwa tubuh Santa Perawan Maria sekarang ini pun
sudah ditempatkan di surga – mulia.[7] Kita menyebut ajaran ini “Santa Perawan
Maria diangkat ke surga” pada akhir hidup duniawinya (dengan seluruh darah dan
dagingnya); yang bagi kita baru akan terjadi pada akhir jaman. Maka kita
percaya bahwa tubuh Yesus dan Maria sekarang ini sudah ada di surga. Bedanya:
Yesus naik ke surga atas kekuatannya sendiri sedangkan Maria diangkat ke surga
oleh Anaknya. Oleh sebab itu kita mempergunakan 2 istilah yang berlainan:
Kenaikan Kristus dan Pengangkatan Maria ke surga.
Jean
Guitton, seorang beriman Perancis, mengatakan bahwa tidak mungkin kita menerima
sebagai data, seakan-akan para Rasul hadir pada saat Maria meninggal,
memakamkannya dan menemukan kubur itu kosong pada hari ketiganya. Tak pernah
ditemukan makam Maria. Selain itu, sampai abad 5 tidak ada satupun legenda
mengenai pemakaman Maria. Padahal kedudukan Maria di antara para
Rasul merupakan kondisi subur untuk terciptanya legenda, seperti terjadi dalam
banyak tokoh keagamaan lain. Tidak ada sama sekali peninggalan tubuh Maria.
Tidak ada juga orang atau kota yang mengaku mempunyai peninggalan Maria.
Padahal sejak jaman dulu senantiasa ada penghormatan pada peninggalan para
kudus atau martir. P. Canica OFMCap mengaku, bahwa andaikata ada peninggalan Maria,
pasti sudah akan jadi bahan penghormatan, bila melihat maraknya penghormatan
kepada para suci dalam Gereja. Selama 16 abad pertama, tidak ada ahli ajaran
Gereja atau sekolah teologi yang menyangsikan pengangkatan Maria ke Surga. Para
ahli lebih banyak berdebat mengenai Maria dikandung tanpa noda dosa. Ada
beberapa nas dalam Alkitab yang mungkin memberikan data implisit mengenai
Maria, khususnya: Kej 3: 15; Luk 1: 28; Why 12: 1-2. Nas-nas tersebut berkaitan
dengan sebab-sebab iman akan Pengangkatan Maria ke surga. Iman kristiani sejak
awal yakin bahwa Kristus menghendaki ibuNya mengambil bagian dalam hidupNya.
Maka dari itu Ia juga membawa Maria ikut serta menikmati kemuliaanNya dengan
kebangkitan. Kecuali itu, iman para Rasul masih menyimpan iman anak cucu
Abraham, bahwa pembusukan makam adalah suatu hukuman atas dosa (Kej 3: 19).
Daging kita adalah “daging dosa” (Rom 8:3). Kebanyakan dosa-dosa kita terjadi
melalui kehendak daging. Namun dalam Maria tidak ada setitik pun noda dosa.
Dengan Maria dikandung tanpa noda dan karena ia penuh rahmat, maka ia
dianugerahi kekebalan dari kebusukan dalam tubuhnya. Sebab prinsip pembusukan
yang ada pada kita semua itu tidak ada dalam Maria. Oleh sebab itu tubuh Maria
– tanpa noda, murni dan tanpa dosa – tidak dapat dibusukkan.
Sejak awal
mula Maria dikandung, ia mengatasi keadaan manusia biasa dan berada dalam
kondisi seperti Adam dan Hawa sebelum jatuh ke dalam dosa. Andaikata mereka itu
tidak berdosa, maka mereka tidak akan mendengar kata kutukan: “Kamu debu dan
akan kembali menjadi debu” (Kej 3: 19). Dengan demikian, keadilan ilahi
tentulah menjaga Maria sehingga tidak jatuh ke dalam akibat kutukan awal itu.
Tubuh Maria yang tak bernoda, dalam arti tertentu, adalah asal dari pengudusan semua manusia. Dagingnya digunakan untuk membentuk tubuh Anaknya; tubuh yang Dia gunakan untuk mati di salib guna menghancurkan maut dan dosa. Itulah juga yang diberikanNya kepada kita sehingga kita dapat bangkit dari mati. Kalau demikian, mungkinkah bahwa tubuh Maria, yang sejaringan dengan tubuh Kristus, sarana penyelamatan dan kebangkitan itu, akan mengalami kematian dan pembusukan dalam makam? Kandungan yang membawa Yesus, tangan yang membelaiNya, lengan yang memeluknya, Maria yang menyusuiNya, hati yang mencintaiNYa – tidaklah mungkin melusuh menjadi debu dalam makam. Kemenangan total Kristus atas Setan mencakup kemenangan atas dosa dan kematian. Maria, Bunda Allah, berada dalam kesatuan yang amat intim dengan Yesus, juga dalam kemenanganNya terhadap Setan. Maria tidak hanya menyediakan daging yang dipersembahkan Kristus bagi penebusan kita. Maria juga mengambil peran menentukan dalam kerjasama untuk penebusan. Ia disatukan dengan Kristus dalam pelbagai bagian kemenanganNya. Maka Maria juga dipadukan dengan Yesus Kristus dalam kemenanganNya atas kematian, dengan kebangkitan dan pengangkatannya mendahului akhir jaman. Itulah alasan yang disebutkan oleh Paus Pius IX. Dalam Maria mengandung dan melahirkan Anaknya sebagai perawan, Allah melakukan mujizat unik tanpa tanding. Mujizat itu adalah suatu tindakan ilahi yang menunjukkan hormat kepada tubuh Bunda Allah. Allah mempertahankan keutuhan tubuh BundaNya melawan segala hukum kodrat. Tidaklah mungkin Allah lalu tidak mengijinkan tubuh tanpa noda itu menderita noda yang tak terhingga lebih besarnya dalam wujud kebusukan makam. Tentu saja, umat katolik yakin, bahwa semua keistimewaan dan kemuliaan Maria itu disebabkan oleh Anaknya. Martabat IlahiNya mengandaikan dan menuntut kesempurnaan dalam ibuNya. Tubuh Maria adalah Tubuh Kristus. Dan Kristus memilikinya serta menjaganya dari kebusukan karena juga telah tersedia untuk membentuk Tubuh Penebus. Tubuh Maria harus tanpa noda dan tanpa dosa, sebagaimana jiwanya. Penghinaan si Ibu (dengan busuk di makam) akan juga menjadi penghinaan terhadap Sang Anak. Perihal Perkembangan dan Definisi ajaran iman tentang Maria diangkat ke surga dapatlah dikaitkan dengan peristiwa di pertengahan abad 19. Sesudah Paus Pius IX merumuskan dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” tahun 1854, segera orang berpikir mengenai Pengangkatan Maria ke Surga. Keduanya merupakan kebenaran iman yang tidak secara eksplisit ada dalam Alkitab. Banyak orang mengirimkan petisi ke Tahta Suci. Antara tahun 1849 sampai 1940 ada lebih dari 2500 petisi yang ditulis oleh uskup dan pemimpin tarekat. Angka itu menjangkau sampai sekitar 70% hirarki. Pada tanggal 1 Mei 1946 Paus Pius XII mengirim ensiklik berjudul “Perawan Bunda Allah” yang meminta semua uskup seluruh dunia untuk melaporkan iman dan devosi mereka pribadi, umat, imam, biarawan/wati mengenai Pengangkatan Maria ke Surga, 1185 menjawab bahwa ajaran itu dapat didogmakan dengan aman. Hanya 16 orang yang menulis, apakah perumusan dogma itu tepat waktu saat itu (bukan mengenai kebenarannya). Oleh sebab itu pada tanggal 1 November 1950, sehari sesudah penutupan Kongres Maria Internasional yang kedelapan di Roma, Pius XII secara meriah merumuskan dogma Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Peristiwa besar itu berlangsung di Piazza St. Pietro di hadapan 40 Kardinal, 500 Uskup, ribuan imam dan hampir sejuta umat beriman. Untuk mendalaminya, baiklah kita mengamati kata-kata yang dipergunakan oleh Sri Paus: “Maria sesudah menyelesaikan tugas hidupnya di dunia, diangkat ke surga dengan tubuh dan jiwanya masuk kekemuliaan surgawi”.
Tubuh Maria yang tak bernoda, dalam arti tertentu, adalah asal dari pengudusan semua manusia. Dagingnya digunakan untuk membentuk tubuh Anaknya; tubuh yang Dia gunakan untuk mati di salib guna menghancurkan maut dan dosa. Itulah juga yang diberikanNya kepada kita sehingga kita dapat bangkit dari mati. Kalau demikian, mungkinkah bahwa tubuh Maria, yang sejaringan dengan tubuh Kristus, sarana penyelamatan dan kebangkitan itu, akan mengalami kematian dan pembusukan dalam makam? Kandungan yang membawa Yesus, tangan yang membelaiNya, lengan yang memeluknya, Maria yang menyusuiNya, hati yang mencintaiNYa – tidaklah mungkin melusuh menjadi debu dalam makam. Kemenangan total Kristus atas Setan mencakup kemenangan atas dosa dan kematian. Maria, Bunda Allah, berada dalam kesatuan yang amat intim dengan Yesus, juga dalam kemenanganNya terhadap Setan. Maria tidak hanya menyediakan daging yang dipersembahkan Kristus bagi penebusan kita. Maria juga mengambil peran menentukan dalam kerjasama untuk penebusan. Ia disatukan dengan Kristus dalam pelbagai bagian kemenanganNya. Maka Maria juga dipadukan dengan Yesus Kristus dalam kemenanganNya atas kematian, dengan kebangkitan dan pengangkatannya mendahului akhir jaman. Itulah alasan yang disebutkan oleh Paus Pius IX. Dalam Maria mengandung dan melahirkan Anaknya sebagai perawan, Allah melakukan mujizat unik tanpa tanding. Mujizat itu adalah suatu tindakan ilahi yang menunjukkan hormat kepada tubuh Bunda Allah. Allah mempertahankan keutuhan tubuh BundaNya melawan segala hukum kodrat. Tidaklah mungkin Allah lalu tidak mengijinkan tubuh tanpa noda itu menderita noda yang tak terhingga lebih besarnya dalam wujud kebusukan makam. Tentu saja, umat katolik yakin, bahwa semua keistimewaan dan kemuliaan Maria itu disebabkan oleh Anaknya. Martabat IlahiNya mengandaikan dan menuntut kesempurnaan dalam ibuNya. Tubuh Maria adalah Tubuh Kristus. Dan Kristus memilikinya serta menjaganya dari kebusukan karena juga telah tersedia untuk membentuk Tubuh Penebus. Tubuh Maria harus tanpa noda dan tanpa dosa, sebagaimana jiwanya. Penghinaan si Ibu (dengan busuk di makam) akan juga menjadi penghinaan terhadap Sang Anak. Perihal Perkembangan dan Definisi ajaran iman tentang Maria diangkat ke surga dapatlah dikaitkan dengan peristiwa di pertengahan abad 19. Sesudah Paus Pius IX merumuskan dogma “Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa” tahun 1854, segera orang berpikir mengenai Pengangkatan Maria ke Surga. Keduanya merupakan kebenaran iman yang tidak secara eksplisit ada dalam Alkitab. Banyak orang mengirimkan petisi ke Tahta Suci. Antara tahun 1849 sampai 1940 ada lebih dari 2500 petisi yang ditulis oleh uskup dan pemimpin tarekat. Angka itu menjangkau sampai sekitar 70% hirarki. Pada tanggal 1 Mei 1946 Paus Pius XII mengirim ensiklik berjudul “Perawan Bunda Allah” yang meminta semua uskup seluruh dunia untuk melaporkan iman dan devosi mereka pribadi, umat, imam, biarawan/wati mengenai Pengangkatan Maria ke Surga, 1185 menjawab bahwa ajaran itu dapat didogmakan dengan aman. Hanya 16 orang yang menulis, apakah perumusan dogma itu tepat waktu saat itu (bukan mengenai kebenarannya). Oleh sebab itu pada tanggal 1 November 1950, sehari sesudah penutupan Kongres Maria Internasional yang kedelapan di Roma, Pius XII secara meriah merumuskan dogma Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Peristiwa besar itu berlangsung di Piazza St. Pietro di hadapan 40 Kardinal, 500 Uskup, ribuan imam dan hampir sejuta umat beriman. Untuk mendalaminya, baiklah kita mengamati kata-kata yang dipergunakan oleh Sri Paus: “Maria sesudah menyelesaikan tugas hidupnya di dunia, diangkat ke surga dengan tubuh dan jiwanya masuk kekemuliaan surgawi”.
Sebagaimana Maria
menerima Kristus di dunia, demikianlah Kristus menerima Maria di surga. Setelah
sudi turun atas Maria, tepatlah juga kalau Allah mengangkat Maria kepada
kemuliaan surgawi. Tempat Bunda Allah adalah di cahaya kemuliaan abadi dan
tidak di kekelaman makam. Menurut Jean Guitton, “Perawan, yang memberikan
dorongan kepada dunia dan yang sudah melepaskan dirinya dari dunia, serta menjadi
lambang tujuan sejarah”. Oleh sebab itu kita dapat berdoa seperti Paus Pius XII
sebagai berikut:
"O, Perawan yang tanpa noda, Bunda Allah dan
Bunda seluruh umat manusia, kami percaya dengan seluruh gairah iman kami akan
pengangkatanmu ke surga, dengan seluruh jiwa dan raga. Di surga engkau disambut
sebagai ratu dari semua paduan suara para malaekat dan seluruh laskar para kudus.
Kamu menyatukan suara kami untuk memuji dan memuliakan Tuhan, yang telah
meninggikan engkau dari segala ciptaan dan untuk memberikan kebaktian dan cinta
kami”.
Mungkin dapat dipertanyakan: mengapa masih juga banyak
orang sulit percaya akan Pengangkatan Maria ke Surga? Gereja Ortodoks
sebenarnya setuju mengenai isi pengangkatan Maria ke surga, namun tidak sepakat
kalau dimaklumkan oleh Seri Paus.[10] Sejumlah tokoh – tokoh tertentu non
Katolik berkeberatan karena dasar alkitabiahnya tidak jelas, padahal bagi
mereka, Alkitab adalah satu-satunya sumber bahwa kita beriman. Maka mereka
meragukan dogma ini, walau menghormati Maria juga. BAGI UMAT
KATOLIK, ALKITAB PERLU KITA TERIMA DALAM KESATUAN DENGAN SELURUH TRADISI IMAN
GEREJAWI, SEBAGAIMANA DIUNGKAPKAN DALAM AYAT TERAKHIR INJIL YOHANES. Kita perlu menangkap banyak hal dalam Alkitab secara
utuh: baik arti biologis, makna katanya maupun keseluruhan latar belakang
budaya dan spiritualnya. Maka pengangkatan Maria ke Surga perlu dipahami
bukanlah sebagai pertama-tama peristiwa fisik atau biologis atau budaya atau
politis. Di sini kita berbicara mengenai peristiwa rohani dan hal spiritual.
Untuk dapat masuk ke dalam lapisan hidup rohani dan spiritual itu diperlukan
iklim hidup tertentu. Sulitlah kita masuk ke lapisan itu apabila terlanjur
menjadi materialistik, seperti yang tampaknya melanda masyarakat kita sejak
tahun 1965an. Idealisme persatuan digeser oleh pragmatisme mencari uang dan
kesejahteraan lahiriah. Namun di samping itu juga ada arus lain yang tidak kalah
mengganggu hidup spiritual kita, yaitu arus yang terlalu cepat atau suka
mengembalikan segala sesuatu pada hukum agama atau formalisme religius. Dalam
arus ini orang digoda untuk menjadikan hukum agama atau ungkapan ritual agama
sebagai patokan bagi hidup manusia, termasuk batinnya. Dengan demikian orang
menyempitkan hidup spiritual pada segi-segi hukum.
Serupa itulah orang yang menolak misteri yang
diungkapkan oleh Pengangkatan Maria ke Surga. Sebab dalam misteri ini orang
diajak percaya akan hubungan mesra dan akrab antara yang fisik atau biologis
dengan yang spiritual. Penebusan yang bersifat rohani-spiritual diakui terwujud
dalam yang fisik dan biologis. Anak Allah yang secara fisik biologis sudi hadir
dalam diri gadis desa Maria, itu melaksanakan penebusan umat manusia melalui
kemanusiaanNya. Penderitaan dan kematianNya di salib yang amat jasmaniah adalah
wujud kelihatan dari penyelamatan alam semesta. Maka pemenuhannya yang juga
mencakup kedua hal itu dianugerahkan pula dalam ibuNya yaitu Bunda Maria. Cara
pandang Gereja Katolik tidak perlu mencemaskan, seakan-akan terlalu memuja
Maria. Sebab pesta yang dirayakan adalah ‘Pengangkatan Maria ke Surga’. Sebab
dalam iman ini pelaku utama adalah Sang Penebus. Dialah yang menebus dan Dia
pula yang duduk di sisi kanan Allah Bapa. Maria hanya memperoleh karunia ini
karena jasa Anaknya.[11] Mungkin kita dapat melihatnya dalam kaitan dengan Kitab
Wahyu 11: 19 dan 12: 1dst.
Seperti ajaran mengenai ‘Maria dikandung tanpa noda
dosa’, ajaran mengenai ‘Maria diangkat ke surga’ berkembang secara
perlahan-lahan. Salah satu penghambat adalah suatu kotbah yang dikatakan
berasal dari St. Hieronimus, yang menolak ajaran itu.[12] Namun kemudian
terbukti bahwa tulisan itu tidak berasal dari St. Hieronimus. Kelak St. Thomas
Aquino menyetujui ajaran iman mengenai Pengangkatan Maria ke Surga, dalam uraiannya
mengenai “Salam Maria”.
Zaman sekarang orang tidak begitu menghargai lagi
darah-daging manusia, ketika begitu banyak pembunuhan dan perkosaan hak azasi
manusia. Kultur minuman keras dan obat perangsang serta bius maupun
materialisme yang tanpa kendali menunjukkan hedonisme tanpa batas. Pada masa
seperti ini, dogma mengenai pemuliaan tubuh dan jiwa Maria menjadi suatu
ungkapan melawan kultur masa kini: melalui tubuh pula Tuhan menjelma menjadi manusia
dan memuliakan ibu-Nya.
Pesta Maria diangkat ke surga menjadi pesta mengenai
janji masa depan kita semua. Pengangkatan Maria ke surga mengangkat hati dan
masa depan kita menuju ke surga. Sebab di sanalah Bunda Maria menantikan kita
untuk bersatu dengan Anaknya.
Hanya rahmat Tuhanlah yang menjadikan Maria diangkat
ke surga. Jika Yesus Kristus yang adalah Tuhan, naik ke surga karena memang Dia
mempunyai kuasa untuk itu; maka Maria terangkat ke surga karena peran dari
Yesus Kristus Puteranya.
Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat
menjadi ungkapan kepercayaan bahwa suatu saat nanti umat manusia akan kembali
bersama Tuhan di surga.
Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB: 546
AVE-AVE
a.
Di Lourdes di gua sunyi terprncil,
tampaklah
Maria perawan murni.
b.
Gadis bersahaja dipilih Tuhan,
berhadapan
muka dengan ibunda.
c.
Perawan Maria molek bestari,
bemandi
cahaya berkilau indah.
d.
Wajahnya yang manis bersunting senyum,
pakaiannya
putih berikat biru.
e.
Pesan amat penting disampaikannya:
“Bertapalah
bagi orang berdosa.”
f.
Berkata perawan lembut dan ramah.
“Aku
yang dikandung tanpa noda.”
g.
Tersingkap di Lourdes warta gembira,
ibu surga
cinta kita di bumi.
Refren
:
Ave, ave
ave Maria. Ave, ave ave Maria
Peristiwa
Mulia III: Roh Kudus Turun atas para Rasul.
Kis.
2: 2,4
2:2
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang
memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk ;2:4 Maka penuhlah mereka dengan
Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti
yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Bapa,
semoga Roh KudusMu membimbing hidup kami dalam kasih dan kebenaranMu, dan
biarlah Bunda Maria yang telah Kau angkat ke Surga menjadi pendoa bagi kami.
Renungan:
Dalam Gereja Katolik St.
Maria dipercaya diangkat ke Surga dengan jiwa & Raganya setelah meninggal
dunia, hal ini menjadi Dogma dalam Gereja Katolik yang dimaklumkan pada 1
November 1950 oleh Paus Pius XII. Dogma ini bukan sesuatu yang jatuh dari
langit tetapi sudah lama hal ini dihayati dalam Tradisi Apostolik.
Bila kita mereview Dogma ini dalam Kitab Suci ini
merupakan suatu hal yang panjang dan rumit sekali kita akan membahasnya dengan
lebih jelas bila kita sudah memahami Dogma Maria Immaculata.
dalam Perjanjian Lama ada 2 orang yang kesurga tanpa mengalami kematian yakni Henokh & Elia. Jika Henokh dan Elia tidak dipersiapkan secara Khusus oleh Allah untuk mengandung Yesus dengan dibebaskan dari segala Noda dosa apalagi Maria yang sudah dipersiapkan secara Khusus. Henokh & Elia tidak mendapat gelar "yang dikaruniai"(Lukas 1:28) dapat diangkat ke Surga apalagi Maria yang mendapat Gelar itu. selain itu, St. Paulus dalam surat-suratnya juga menyatakan bahwa dimungkinkan adanya pengangkatan ke surga (bdk 1tes 4:17, 2kor 12:2).
dalam Perjanjian Lama ada 2 orang yang kesurga tanpa mengalami kematian yakni Henokh & Elia. Jika Henokh dan Elia tidak dipersiapkan secara Khusus oleh Allah untuk mengandung Yesus dengan dibebaskan dari segala Noda dosa apalagi Maria yang sudah dipersiapkan secara Khusus. Henokh & Elia tidak mendapat gelar "yang dikaruniai"(Lukas 1:28) dapat diangkat ke Surga apalagi Maria yang mendapat Gelar itu. selain itu, St. Paulus dalam surat-suratnya juga menyatakan bahwa dimungkinkan adanya pengangkatan ke surga (bdk 1tes 4:17, 2kor 12:2).
Dogma Maria diangkat ke Surga didasari karena ia
dipersatukan erat dengan Puteranya "Dan suatu Pedang akan menembus jiwamu
sendiri" (lukas 2:35) ini menunjukkan perasaan yang akan dialami Maria
perihal Yesus yang di ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan ........
(Lukas 2:34) ini menunjukkan kedekatan antara Maria & Yesus demikian halnya
ketika Yesus wafat, bangkit dan naik ke Surga. Maria juga mengalami kematian,
tetapi dibangkitkan dengan jiwa & raganya untuk bersatu dengan Puteranya
disurga itulah juga yang dialami oleh semua orang yang diselamatkan oleh Yesus
(1 Tes 4:17) jadi Dogma Maria diangkat ke Surga menyatakan bahwa Maria
mendahului semua orang lain menikmati keselamatan yang dikerjakan Yesus Kristus
karena ia dipersatukan erat dengan Puteranya.
Dalam Wahyu 11:19 dikatakan "Maka terbukalah Bait
Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait
Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es
lebat." disini dinyatakan bahwa Tabut perjanjian berada didalam surga lalu
Wahyu 12:1-6"Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari
dua belas bintang di atas kepalanya....." jelas disini adalah Maria dan
wahyu 11:19 sambungannya langsung adalah Wahyu 12:1-dst jadi setelah terlihat
tabut perjanjian-Nya maka ada kilat,dll sesudah itu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan.....dst....... ini menunjukkan bahwa tabut
perjanjian ada di Surga dan tabut perjanjian itu adalah Maria jadi langsung
atau tidak langsung Yohanes hendak mengatakan bahwa Maria ada di Sorga dengan
Tubuhnya juga bukan hanya rohnya saja. mengapa? karena Tubuh Maria adalah Tabut
perjanjian dimana Sang sabda yaitu Yesus yang menjelma menjadi Manusia
dikandung di tubuhnya, lalu diperkuat dalam Wahyu 12:6 muncul kesan bahwa Maria
memang disediakan suatu tempat oleh Allah dan bisa saja St. Yohanes hendak
mengatakan bahwa Maria sesudah selesai segala tugasnya Maria diberi tempat
Khusus.
Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB. 547
Ya
Namamu Maria
a.
Ya namamu Maria, bunda yang kucinta,
merdu
menawan hati segala anakmu.
b.
Ya nama yang keramat, perisai hidupku;
dengan
nama Maria aku pasti menang.
c.
Bila hatiku risau dan dirundung duka,
kuingat
nama ibu yang pasti menghibur.
Refren:
Patutlah
nama itu hidup di batinku,
dan
nanti kuucapkan di saat ajalku.
Peristiwa Mulia IV: Maria Diangkat ke
Surga
1 Tes. 4: 14,17
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah
mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah
meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.4:17
sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama
dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Bapa,
berilah kami iman yang hidup, dan jadikanlah kami saksiMu di hadapan sesama
kami.
Renungan:
Berbicara
kepada khalayak gembira berjumlah lebih dari 500,000 orang yang memadati St
Peter's Square, Paus Pius XII dengan khidmad memaklumkan dalam
Munificentissimus Deus tanggal 1 November 1950, bahwa “Bunda Allah yang Tak
Bernoda Dosa, Maria yang tetap perawan selamanya, sesudah menyelesaikan
perjalanan hidupnya di dunia, diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta
badan dan jiwanya.” Walau definisi khidmad baru dimaklumkan pada pertengahan
abad keduapuluh, keyakinan akan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga
menunjukkan dinamisme pewahyuan dan pemahaman Gereja yang terus-menerus
mengenainya seperti dibimbing oleh Roh Kudus.
Memang,
kata “Diangkat ke Surga” tidak ada dalam Kitab Suci. Sebab itu, banyak kaum fundamentalis
yang menafsirkan Kitab Suci secara harafiah akan mengalami kesulitan dalam
memahami keyakinan ini. Namun demikian, pertama-tama kita patut berdiam diri
dan merenungkan peran Bunda Maria dalam misteri keselamatan, sebab inilah yang
menjadi dasar dari keyakinan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Kita
percaya teguh bahwa sejak dari awal mula perkandungannya, karena kasih karunia
istimewa dari Allah Yang Mahakuasa, Maria bebas dari segala noda dosa, termasuk
dosa asal. Malaikat Agung St Gabriel mengenali Maria sebagai “penuh rahmat,”
“terpuji di antara perempuan,” dan “bersatu dengan Tuhan.” Maria telah dipilih
untuk menjadi Bunda Juruselamat kita. Dari kuasa Roh Kudus, ia mengandung Tuhan
kita, Yesus Kristus, dan melalui dia, sungguh Allah menjadi juga sungguh
manusia, “Sabda itu telah menjadi
manusia, dan diam di antara kita” (Yoh 1:14).
Sepanjang
masa hidupnya, walau catatan dalam Injil amat terbatas, Maria senantiasa
menghadirkan Tuhan kita kepada yang lain: kepada Elisabet dan puteranya, Yohanes
Pembaptis, yang melonjak kegirangan dalam rahim ibundanya atas kehadiran Tuhan
yang masih berada dalam rahim BundaNya; kepada para gembala yang sederhana dan
juga kepada para majus yang bijaksana; pula kepada warga Kana ketika Tuhan kita
meluluskan kehendak BundaNya dan melakukan mukjizat-Nya yang pertama. Terlebih
lagi, Maria berdiri di kaki salib bersama Putranya, memberi-Nya dukungan dan
berbagi penderitaan dengan-Nya lewat kasihnya seperti yang hanya dapat
diberikan oleh seorang ibunda. Dan akhirnya, Maria ada bersama para rasul pada
hari Pentakosta ketika Roh Kudus turun dan Gereja dilahirkan. Sebab itu,
masing-masing dari kita dapat melihat serta merenungkan Maria sebagai hamba
Allah yang setia, yang ikut ambil bagian secara intim dalam kelahiran,
kehidupan, wafat dan kebangkitan Tuhan kita.
Suatu
bukti penting lainnya dalam Kitab Suci yang menegaskan Santa Perawan Maria
Diangkat ke Surga, dapat ditemukan dalam Kitab Wahyu, “Maka tampaklah suatu tanda besar di langit:
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan
sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya” (12:1). Ayat
ini merupakan bagian dari bacaan pertama dalam Misa Hari Raya Santa Perawan
Maria Diangkat ke Surga. Kendati aspek kronologis dari teks, Gereja telah
menafsirkan ayat ini sebagai menunjuk kepada Bunda Maria yang telah diangkat ke
dalam kemuliaan surga dan dimahkotai sebagai Ratu Surga dan Bumi, dan sebagai
Bunda Gereja.
Karena
alasan-alasan ini, kita percaya bahwa janji Tuhan yang diberikan kepada setiap
kita akan keikutsertaan dalam hidup yang kekal, termasuk kebangkitan badan,
digenapi dalam diri Maria. Sebab Maria bebas dari dosa asal dan segala
konsekuensinya (salah satunya adalah kerusakan badan setelah kematian), sebab
ia ikut ambil bagian secara intim dalam hidup Tuhan dan dalam sengsara, wafat
dan kebangkitan-Nya, dan sebab ia ada saat Pentakosta, maka model dari pengikut
Kristus ini sungguh pantas ikut ambil bagian dalam kebangkitan badan dan
kemuliaan Tuhan di akhir hidupnya. (Patut dicatat bahwa definisi khidmad
tersebut tidak menjelaskan apakah Maria wafat secara fisik sebelum diangkat ke
surga atau langsung diangkat ke surga; hanya dikatakan, “Maria, sesudah
menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia ….”) Katekismus, dengan mengutip
Liturgi Byzantine, memaklumkan, “Terangkatnya Perawan tersuci adalah satu
keikutsertaan yang istimewa pada kebangkitan Putranya dan satu antisipasi dari
kebangkitan warga-warga Kristen yang lain. `Pada waktu persalinan engkau tetap
mempertahankan keperawananmu, pada waktu meninggal, engkau tidak meninggalkan
dunia ini, ya Bunda Allah. Engkau telah kembali ke sumber kehidupan, engkau
yang telah menerima Allah yang hidup dan yang akan membebaskan jiwa-jiwa kami
dari kematian dengan doa-doamu'” (No 966).
Secara
ringkas, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja dari Konsili Vatikan Kedua
mengajarkan, “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh
segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia,
telah diangkat melalui kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah
ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh
menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan
maut” (No 59).
Keyakinan
akan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga telah lama ada dalam Gereja kita.
Kita patut ingat bahwa Gereja Perdana disibukkan dengan menanggapi
pertanyaan-pertanyaan seputar Kristus, teristimewa Inkarnasi-Nya dan persatuan
hipostatik-Nya (persatuan ke-Allah-an dan kodrat manusiawi-Nya). Namun
demikian, dalam membahas pertanyaan-pertanyaan ini, Gereja secara
perlahan-lahan memaklumkan gelar-gelar bagi Maria sebagai Bunda Allah dan
sebagai Hawa Baru, pula keyakinan akan Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa
Dosa, yang kesemuanya itu merupakan dasar dari Santa Perawan Maria Diangkat ke
Surga.
Dalam
Munificentissimus Deus, Paus Pius XII menyebutkan banyak Bapa Gereja dalam
usaha menelusuri tradisi yang telah lama ada sehubungan dengan SP Maria
Diangkat ke Surga - beberapa di antaranya St Yohanes Damaskus, St Andreas dari
Crete, St Modestus dari Yerusalem dan St Gregorius dari Tours. Uskup Theoteknos
dari Livias (± 550-650) menyampaikan salah satu dari khotbah awali yang paling
mendalam mengenai SP Maria Diangkat ke Surga, “Sebab Kristus mengambil
kemanusiaan-Nya yang tak bernoda dari kemanusiaan Maria yang tak bernoda; dan
apabila Ia telah mempersiapkan suatu tempat di surga bagi para rasul-Nya,
betapa terlebih lagi Ia mempersiapkannya bagi BundaNya; jika Henokh telah
diangkat dan Elia telah naik ke surga, betapa terlebih lagi Maria, yang
bagaikan bulan bercahaya cemerlang di antara bintang-bintang dan mengungguli
segala nabi dan rasul? Sebab bahkan meski badannya yang mengandung Tuhan
merasakan kematian, badan itu tidak mengalami kerusakan, melainkan dipelihara
dari kerusakan dan cemar dan diangkat ke surga dengan jiwanya yang murni dan
tak bercela.”
St Yohanes Damaskus (wafat 749) juga
menuliskan suatu kisah yang menarik sehubungan dengan SP Maria Diangkat ke
Surga, “St Juvenal, Uskup Yerusalem, dalam Konsili Kalsedon (451),
memberitahukan kepada Kaisar Marcian dan Pulcheria, yang ingin memiliki tubuh
Bunda Allah, bahwa Maria wafat di hadapan segenap para rasul, tetapi bahwa
makamnya, ketika dibuka atas permintaan St Thomas, didapati kosong; dari
situlah para rasul berkesimpulan bahwa tubuhnya telah diangkat ke surga.”
Secara keseluruhan, para Bapa Gereja membela dogma SP Maria Diangkat ke Surga
dengan dua alasan: Sebab Maria bebas dari noda dosa dan tetap perawan
selamanya, ia tidak mengalami kerusakan badan, yang adalah akibat dari dosa
asal, setelah wafatnya. Juga, jika Maria mengandung Kristus dan memainkan peran
yang akrab mesra sebagai BundaNya dalam penebusan manusia, maka pastilah juga
ia ikut ambil bagian badan dan jiwa dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya.
Kaisar
Byzantine Mauritius (582-602) menetapkan perayaan Tertidurnya
Santa Perawan Maria pada tanggal 15 Agustus bagi Gereja Timur. (Sebagian ahli sejarah
menyatakan bahwa perayaan ini telah tersebar luas sebelum Konsili Efesus pada
tahun 431.) Pada akhir abad keenam, Gereja Barat juga merayakan SP Maria
Diangkat ke Surga. Sementara Gereja pertama-tama menekankan wafat Maria, secara
perlahan-lahan terjadi pergeseran baik dalam gelar maupun substansinya, hingga
pada akhir abad kedelapan, Sacramentarium Gregorian memiliki doa-doa bagi
perayaan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga.
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga memberikan kepada
masing-masing kita pengharapan besar sementara kita merenungkan satu sisi ini
dari Bunda Maria. Maria menggerakkan kita dengan teladan dan doa agar bertumbuh
dalam rahmat Tuhan, agar berserah pada kehendak-Nya, agar mengubah hidup kita
melalui kurban dan penitensi, dan mencari persatuan abadi dalam kerajaan surga.
Pada tahun 1973, Konferensi Waligereja Katolik dalam surat “Lihatlah Bundamu” memaklumkan,
“Kristus telah bangkit dari mati; kita tidak membutuhkan kepastian lebih lanjut
akan iman kita ini. Maria diangkat ke surga lebih merupakan suatu pengingat
bagi Gereja bahwa Tuhan kita menghendaki agar mereka semua yang telah diberikan
Bapa kepada-Nya dibangkitkan bersama-Nya. Dalam Maria diangkat ke dalam
kemuliaan, ke dalam persatuan dengan Kristus, Gereja melihat dirinya menjawab
undangan dari Mempelai surgawi.”
Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB. 545
Ratu
Rosari
a.
Ratu rosary, bunda Tuhanku, engkau
melahirkan
khalik
dunia. Di depan tahtamu rakyatmu
bermohon:
bantulah kami Maria, bantulah kami Maria.
b.
Ratu rosary, bunda tersuci, dengarlah
lagu
pujian
rakyatmu. Dengan teguh hati berserah
padamu;
lindungi kami Maria, lindungi kami Maria.
c.
Ratu Rosari, bunda pengasih, harapan
yang tunggal
dalam
bahaya. Selamatkan kami dengan
rosarimu;
doakan kami Maria, doakan kami Maria.
Pertisiwa Mulia V: Maria Dimahkotai di
Surga.
Why.12: 1.
12:1
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas
bintang di atas kepalanya.
Bapa
satu – satunya sumber kasih sejati, kobarkanlah dalam diri kami semangat
kasihMu kepada bunda PuteraMu sebab kami memandangnya sebagai teladan pengikut
Yesus.
Renungan:
Maka
tampaklah suatu tanda besar
di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah
kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. (Why.
12:1)
Perempuan yang dimaksudkan di sini adalah Bunda Maria.
Karena jasa-jasanya di dalam karya keselamatan Allah, dengan terlibat penuh
sejak jawaban kepasrahannya kepada kehendak Allah hingga tuntasnya karya keselamatan
itu, lewat sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, maka ia pantas mendapatkan
mahkota dan kemuliaan sebagai pahala dari Allah, yang diabdinya dengan segenap
hati, dengan penuh cinta dan kesetiaan.
Berselubungkan matahari dan bulan ada di bawah kakinya,
Bunda Maria dinobatkan dengan penuh semarak kemuliaan sebagai ratu segala
makhluk ciptaan, ratu surga dan dunia. Yang demikian hanya pantas diberikan
kepada orang pilihan Allah, yang merelakan kehendak Allah terlaksana dalam
dirinya. Dialah Bunda Maria. “Matahari Sejati” yang menyinari dunia adalah
Kristus. Maka Bunda-Nya yang mengandung dan melahirkan Dia, yang selalu hadir
dalam setiap peristiwa hidup-Nya, yang menyimpan semua perkara/rahasia
tentang-Nya, dan yang bertahan hingga akhir, tentu dengan sendirinya diliputi
cahaya kemuliaan-Nya. Bulan di bawah kakinya, mewakili semua ciptaan Allah,
yang pantas berada di bawah kuasanya, karena derajat dan tingkat keluhuranya
yang melampaui ciptaan lainnya.
Sebuah mahkota dari dua belas bintang di
atas kepalanya, tanda pengukuhan Bunda Maria sebagai Ratu para “bintang iman”
yaitu para rasul. Karena setelah wafat Yesus, Bunda Maria berada di
tengah/bersama para rasul, untuk memberi peneguhan iman kepada mereka, yang
mengalami goncangan iman yang amat besar dan berat. Para rasul menjadi kokoh
kuat sebagai rasul Kristus berkat kehadiran Bunda Maria. Jika tidak, mereka
telah tercerai-berai, dan misi keselamatan pun berakhir. Karena itu juga Bunda
Maria dijiluki Ratu para iman. Dengn demikian Ratu kita semua, yang beriman
akan Kristus.
Bapa kita Fransiskus menempatkan Bunda Maria sebagai
pelindung atau pendamping utama ordo. Ia mengimani, Allah yang mahabesar tak
dapat ditampung oleh dunia ini, tapi berkenan dikandung dalam rahim
sempit seorang perawan, Maria. Bunda Maria yang mengandung, melahirkan dan
selalu mendampingi Yesus putranya, pasti juga mendampingi ordonya. Karena
lahirnya ordo saudara dina ini sungguh dikehendaki Kristus. Buktinya bertahan
hingga sekarang dan pasti tetap berlangsung terus selama masih ada langit dan
bumi. Wahai saudaraku, yakinlah bahwa Bunda Maria yang telah diangkat ke Surga
dengan jiwa dan raganya selalu mendampingi kita. Amin.
Bapa Kami . . .
Salam Maria ( 10 x) . . .
Kemuliaan . . .
Terpujilah . . .
Ya Yesus yang baik . . .
Lagu: MB. 543
Mengasih
Maria
a.
Mengasih Maria kerinduanku, menjadi
abdinya cinta hidupku.
Ya
bunda surgawi sambut baktiku kini kuhaturkan doa padamu.
b.
Maria pemurah, ratu surgawi, engkaulah
bundaku, aku anakmu. Janganlah biarkan apapun juga memisahkan kita kini dan
kelak.
c.
Ratu yang perkasa dengar doaku,
dampingilah aku di medan hidup. Ulurkan tanganmu bila kujatuh dan hantarkan aku
ke dalam surga.
SETELAH LAGU
SELESAI UMAT MELETAKKAN LILIN DI DEPAN
PATUNG BUNDA MARIA DAN MEYAMPAIKAN INTENSI
PRIBADI,
SETELAH BERDOA LANGSUNG MASUK KE GEREJA.
LITANI SANTA PERAWAN
MARIA
(didoakan
bersamaan dalam Gereja sesudah pawai lilin)
Litani
Maria Perawan Terberkati disetujui oleh Paus Sixtus V pada tahun 1587. Juga
diketahui sebagai Litani Loreto dinamakan seperti nama tempat asalnya, tempat
pertama kali litani ini mulai dicatat pada tahun 1558.
Tuhan,
kasihanilah kami.
Kristus, kasihanilah kami.
Tuhan,
kasihanilah kami; Kristus, dengarkanlah kami.
Kristus, kabulkanlah doa kami.
Allah
Bapa di surga, kasihanilah kami
Allah
Putra, Penebus dunia, …
Allah
Roh Kudus, …
Allah
Tri Tunggal Kudus, Tuhan Yang Mahaesa, …
Santa
Maria, doakanlah kami
Santa
Bunda Allah, …
Santa
Perawan termulia, …
Bunda
Kristus, …
Bunda
Gereja, …
Bunda
rahmat ilahi, …
Bunda
yang tersuci, …
Bunda
yang termurni, …
Bunda
yang tetap perawan, …
Bunda
yang tak bercela, …
Bunda
yang patut dicintai, …
Bunda
yang patut dikagumi, …
Bunda
penasihat yang baik, …
Bunda
Pencipta, …
Bunda
Penebus, …
Perawan
yang amat bijaksana, …
Perawan
yang harus dihormati, …
Perawan
yang harus dipuji, …
Perawan
yang berkuasa, …
Perawan
yang murah hati, …
Perawan
yang setia, …
Cermin
kekudusan, …
Tahkta
kebijaksanaan, …
Pohon
sukacita kami, …
Bejana
rohani, …
Bejana
yang patut dikagumi, …
Bejana
kebaktian yang utama, …
Bunga
mawar yang gaib, …
Benteng
Daud, …
Benteng
gading, …
Rumah
kencana, …
Tabut
perjanjian, …
Pintu
surga, …
Bintang
Timur, …
Keselamatan
orang sakit, …
Perlindungan
orang berdosa, …
Penghibur
orang berdukacita, …
Pertolongan
orang Kristen, …
Ratu
para malaikat, …
Ratu
para bapa-bangsa, …
Ratu
para nabi, …
Ratu
para rasul, …
Ratu
para saksi iman, …
Ratu
para pengaku iman, …
Ratu
para perawan, …
Ratu
para orang kudus, …
Ratu
yang dikandung tanpa dosa, …
Ratu
yang diangkat ke surga, …
Ratu
rosario yang amat suci, …
Ratu
pencinta damai, …
Anak domba
Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia,
sayangilah kami.
Anakdomba Allah,
yang menghapus dosa-dosa dunia,
kabulkanlah doa kami.
Anakdomba Allah,
yang menghapus dosa-dosa dunia,
kasihanilah kami.
Marilah berdoa:
Berikanlah
kepada hamba-hambaMu, O Tuhan Allah, kami memohon padaMu, agar kami dapat
bersukacita dengan pikiran dan tubuh kami selalu sehat; dan dengan perantaraan
mulia Maria terberkati, Perawan abadi, biarlah dibebaskan dari kesedihan
sekarang dan memasuki sukacita kebahagiaan abadiMu, melalui Kristus, Tuhan
kami. Amin
7.
Doa Umat
I :
Melalui Bunda Maria Allah berkenan tinggal
di tengah – tengah kita dalam Kristus Puteranya. Marilah kita berdoa dengan
pertolongan Bunda Maria agar kita
semakin mengenal Sang Bapa melalui PuteraNya Tuhan kita Yesus Kristus:
Pb : Bagi Bapa suci, para Uskup dan para Imam.
Ya
Bapa, dampingilah selalu Bapa suci, para Uskup dan dan para Imam agar mereka
menggembalakan umatMu dengan iman yang teguh, seperti Bunda Maria saat menerima
perutusan sebagai Sang Bunda Penyelamat. Marilah kita mohon , . . .
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
Pb : Bagi para pemimpin masyarakat.
Ya
Bapa, terangilah dan tuntunlah pemimpin masyarakat kami dengan sinar kasihMu
sehingga tugas dan pelayanan mereka selalu diresapi oleh semangat kasih dan
kerendahan hati seperti Bunda Maria. Marilah kita mohon, . . .
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Pb : Bagi para ibu.
Ya
Bapa, semoga para ibu meneladan Bunda Maria dalam mendampingi keluarga
mereka agar semangat Keluarga Kudus
Nazareth selalu tinggal di antara keluarga kami. Marilah kita momon, . . .
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
Pb :
Bagi kita di sekitar Altar ini.
Ya
Bapa, teguhkanlah iman, pengharapan serta kasih kami sehingga kami semakin yakin
bahwa kebencian akan dikalahkan oleh kasih dan maut bukanlah akhir dari segala
– galanya, sebagaimana Bunda Maria selalu bersyukur dan memuji Engkau karena
karya penyelamatan melalui Kristus PuteraMu. Marilah kita mohon , . . .
U :Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
I : Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal,
kami bersyukur kepadaMu atas pengangkatan Bunda Maria ke Surga dengan mulia.
Kebahagiaan yang telah dicapainya merupakan janji dan jaminan keselamatan kami.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U : Amin.
III. LITURGI EKARISTI
1.
Persiapan Persembahan – Lagu Persembahan
I :
Terpujilah Engkau ya Tuhan, Allah Semesta alam, sebab dari kemurahanMu kami
menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha
manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
U :
Terpujilah Allah selama – lamanya.
I :
Terpujilah Engkau ya Tuhan, Allah Semesta alam, sebab dari kemurahanMu kami
menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari
usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
U :
Terpujilah Allah selama-lamanya
2.
Doa Persiapan Persembahan
I :
Berdoalah saudari– saudara, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan
pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U : Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan
Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I :
Marilah berdoa, Allah Bapa yang Maha Penyayang, meja telah siap dan segalanya
telah tersedia. Jadilah tuan rumah di tengah – tengah kami. Berilah kami tempat
dan tugas kami masing – masing di tengah umat pilihanMu. Demi Kristus
pengantara kami.
U : Amin
3.
Doa Syukur Agung II
I : Tuhan bersamamu.
U
: Dan bersama rohmu.
I :
Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U
:
Sudah kami arahkan
I :
Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita
U :
Sudah layak dan sepantasnya.
Prefasi
Kemuliaan Maria yang
Diangkat ke Surga
U :
Sungguh layak dan sepantasnya, bahwa kami selalu dan di mana pun bersyukur
kepadaMu, Tuhan, Bapa yang Kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal; dengan
pengantaraan Kristus Tuhan kami. Sebab, Perawan Maria, Bunda Allah, pada hari
ini diangkat ke Surga. Dialah awal dan gambaran GerejaMu, yang harus bertumbuh
sampai ke kepenuhan; dialah jaminan harapan dan tanda penghiburan bagi umat
yang sedang berziarah. Dia tidak Engkau biarkan mengalami kebinasaan dalam
kubur, sebab ia telah melahirkan PuteraMu, Pencipta kehidupan, yang secara
mengagumkan telah menjelma dari dia. Dari sebab itu, bergabung dalam paduan
para Malaikat, dengan penuh sukacita kami memuji Dikau sambil bernyanyi :
4. Kudus
DOA SYUKUR AGUNG
II
I. Sungguh
kuduslah Engkau, ya Bapa, sumber segala kekudusan
I.
Maka kami mohon:
kuduskanlah persembahan ini dengan
pencurahan RohMu, agar bagi kami menjadi Tubuh dan † Darah PuteraMu
terkasih Tuhan kami, Yesus Kristus
I. Ketika
akan diserahkan untuk menanggung sengsara dengan rela, Yesus mengambil roti, mengucap
syukur kepadaMu lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya seraya berkata:
TERIMALAH DAN MAKANLAH,
INILAH
TUBUH-KU YANG DISERAHKAN BAGIMU.
Demikian
pula, sesudah perjamuan, Yesus mengambil piala, Sekali lagi Ia mengucap syukur
kepada-Mu, lalu memberikan piala itu kepada murid-muridNya seraya berkata:
TERIMALAH
DAN MINUMLAH;
INILAH
PIALAH DARAHKU,
DARAH
PERNJANJIAN BARU DAN KEKAL
YANG
DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN
BAGI SEMUA ORANG,
DEMI
PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH
INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
I.
Anamnese:
Setiap
kali kita makan Roti ini dan minum dari Piala ini kita menyatakan iman kita:
U.
WafatMu
kami kenang; ya Tuhan yang bangkit mulia. datanglah, umatMu menanti penuh iman
dan harapan.
I. Sambil
mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus, kami mempersembahkan kepadaMu, ya
Bapa, roti kehidupan dan piala keselamatan. Kami bersyukur, sebab kami Engkau
anggap layak menghadap Engkau dan berbakti kepadaMu. Kami mohon agar kami yang
menerima Tubuh dan Darah Kristus dihimpun menjadi satu umat oleh Roh Kudus.
Bapa perhatikanlah GerejaMu yang tersebar di seluruh bumi. Sempurnakanlah
umatMu, dalam cinta kasih, dalam persatuan dengan Paus kami FRANSISKUS dan
Uskup kami JOHANES LIKU-ADA’ serta para Imam, Diakon, dan semua pelayan
sabdaMu.
Doksologi
I. Dengan
pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh
Kudus, Segala hormat dan kemuliaan
sepanjang segala masa,
U. Amin.
5.
Bapa Kami
I :
Atas petunjuk penyelamat kita dan dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita
berdoa:
U
:
Bapa Kami….(dinyanyikan)
Embolisme
I :
Ya Bapa, datanglah kerajaan-Mu di atas seluruh muka bumi. Bukalah hati setiap orang supaya percaya
kepadaMu, dan dengan demikian menjadi warga kerajaanMu yang abadi. Semoga
kamipun giat mewujudkan kerajaanMu di tengah masyarakat sambil mengharapkan
kedatangan penyelamat kami, Yesus Kristus.
U : Sebab Engkaulah raja yang mulia dan berkuasa
untuk selama-lamanya.
6.
Doa Damai
I :
Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, “Damai kutinggalkan
bagimu, damaiKu Kuberikan kepadamu” Dari sebab itu marilah kita mohon damai kepada-Nya:
U :
Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah
iman Gereja-Mu, dan restuilah kami, supaya hidup bersatu dengan rukun, sesuai
dengan kehendakMu. Sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
Amin.
I :
Damai Tuhan bersamamu.
U :
dan bersama rohmu.
Pemecahan
Hosti
I :
Semoga percampuran Tubuh dan Darah Tuhan
kita Yesus Kristus ini memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan
menyambutNya.
7. Anak
Domba Allah
Ajakan menyambut Komuni:
I :
saudari – saudara, lihatlah inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita yang diundang ikut dalam perjamuanNya.
U :
Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja,
maka saya akan sembuh.
8.
Komuni: Lagu Komuni.
9.
Doa Sesudah Komuni
I :
Ya Allah, kami telah menyambut sakramen keselamatan. Kami mohon, semoga berkat
doa Santa Perawan Maria yang diangkat ke dalam kemuliaan Surgawi, kami diantar
kepada kemuaan kebangkitan. Dengan pengantaraan
Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
U :
Amin
V.
RITUS PENUTUP
1.
Pengumuman: Sekretaris
2.
Berkat Meriah
I :
Saudara – saudari terkasih, marilah mengakhiri Perayaan Ekaristi dan Pawai
lilin dalam rangka merayakan hari raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga
dengan memohon berkat Allah
………………..hening
sejenak…………….
I
: Tuhan sertamu.
U
: Dan sertamu juga.
I :
Semoga karena doa Santa Perawan Maria, Allah berkenan menebus umat manusia dan
melimpahi saudara dengan berkatNya.
U
:
Amin.
I :
Semoga saudara senantiasa merasakan perlindungan Santa Perawan Maria yang
melahirkan bagi kita Sang Pencipta kehidupan.
U :
Amin.
I :
Semoga perayaan suci ini memberikan kepada saudara kegembiraan batin dan pahala
Surgawi.
U :
Amin.
I :
Semoga saudara sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang
Mahakuasa: † Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin.
3.
Pengutusan
I :
Saudara sekalian, perayaan Ekaristi dalam rangka Perayaan Santa Perawan Maria
diangkat ke Surga telah selesai.
U
: Syukur kepada Allah.
I :
Mari pergi! Kita diutus.
U : Amin.
4.
Perarakan Keluar. Lagu Penutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar