#under_header{ margin:10px 0; padding:1%; width:98%; }

Jumat, 22 Juni 2012

Rheumatoid Arthritis


Pembentukan kompleks imun atau kompleks antige-antibody merupakan prose salami dalam rangka mempertahankan tubuh terhadap antigen yang larut, misalnya toksin bakteri. Dalam keadaan normal, kompleks imun yang dibentuk oleh toksin dan antitoksin segera dimusnahkan dengan cara fagositosis dan selanjutnya hilang dari sirkulasi. Namun, pada keadaan tertentu adanya kompleks imun dalam sirkulasi dapat mengakibatkan berbagai kelainan dalam organ tubuh yang disebut penyakit kompleks imun.
Penyakit kompleks imun adalah sekelompok penyakit yang didasari oleh adanya endapan kompleks imun pada organ spesifik atau jaringan tertentu. Penyakit kompleks imun ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu penyakit kompleks imun alergi dan penyakit kompleks imun non-alergi. Penyakit kompleks imun alergi antara lain reaksi Arthus, reaksi serum sickness, bronco-alveoli alergik. Sedangkan yang termasuk penyakit kompleks imun non-alergi antara lain Lupus Eritematosus Sistemik (LES), vaskulitis, glomerulonefritis, arthritis rheumatoid (AR) dan demam reumatik.
Pada makalah ini akan dibahas lebih khusus mengenai Arthritis Rheumatoid.



Reumatoid artritis termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang. Sendi yang terjangkit biasanya sendi kecil seperti tangan dan kaki secara simetris (kiri dan kanan) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami kerusakan. Kerusakan sendi sudah mulai terjadi pada 6 bulan pertama terserang penyakit ini, dan  cacat bisa terjadi setelah 2-3 tahun bila penyakit tidak diobati.
Penyakit autoimun terjadi karena adanya gangguan pada fungsi normal dari sistem imun yang menyebabkan sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri atau dikarenakan adanya kegagalan antibodi dan sel T untuk mengenali sel tubuhnya sendiri sehingga merusak sel tubuh sendiri karena menganggap sel tubuh merupakan benda asing.
Reumatoid artritis menyerang lapisan dalam bungkus sendi (sinovium) yang mengakibatkan radang pada pembungkus sendi. Akibat sinovitis (radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi, tulang, tendon dan ligamen dalam sendi.
Peradangan sinovium menyebabkan keluarnya beberapa zat yang menggerogoti tulang rawan sel sehingga menimbulkan kerusakan tulang dan dapat berakibat menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Dalam seminar yang diadakan Wyeth Indonesia  20 Mei 2009 lalu juga mengungkap bahwa artritis reumatoid dapat menyerang semua usia, dari anak sampai usia lanjut dan perbandingan wanita : pria adalah 3 : 1.

Gejala Reumatoid Artritis:
Terjadi peradangan pada sendi, terasa hangat di bagian sendi, bengkak, kemerahan dan sangat sakit. Biasanya pada banyak sendi, simetris, sendi terasa kaku di pagi hari. Selain itu, gejala lainnya adalah demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah, dan anemia.

Patofisiologi
Dasar patofisiologi penyekit kompleks imun adalah reaksi hipersensitivitas tipe III menurut Gell dan Comb. Reaksi tipe III disebut juga reaksi kompleks imun, terjadi bila kompleks antigen-antibodi ditemukan dalam jaringan atau sirkulasi/dinding pembuluh darah dan mengaktifkan komplemen. Antibody disini biasanya IgM atau IgG dan dapat pula berupa IgA atau IgE. IgG dan IgM mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik sedangkan IgA melalui jalur alternatif. Komplemen yang diaktifkan kemudian melepas macrophage chemotactic factor. Makrofag yang dikerahkan ke tempat tersebut melepas nezim protease dan enzim lin yang dapat merusak jaringan sekitarnya. Makrofag juga melepaskan bahan toksik yang berasal dari metabolism oksigen dan arginin (oksigen radikal bebas) yang akan menyebabkan kerusakan jaringan lebih parah.
Antigen dapat berasal dari infeksi kuman pathogen yang persisten, bahan yang terhirup atau dari jaringan sendiri. Infeksi dapat disertai dengan antigen dalam jumlah yang berlebihan, tetapi tanpa adanya respon antibody yang efektif.
Dalam keadaan normal, kompleks imun dimusnahkan oleh sel fagosit mononuclear, terutama di hati, limpa dan paru tanpa bantuan komplemen.dalam proses tersebut, ukuran kompleks merupakan factor penting. Pada umumnya kompleks yang besar dapat dengan mudah dan cepat dimusnahkan oleh makrofag dalam hati. Kompleks kecil sulit untuk dimusnahkan karena itu dapat lebih lama berada dalam sirkulasi. Diduga bahwa gangguan fungsi fagosit merupakan salah satu penyebab mengapa kompleks tersebut sulit dimusnahkan.
Meskipun kompleks imun berada di dalam sirkulasi untuk jangka waktu yang lama,biasanya tidak berbahaya. Permasalahan akan timbul bila kompleks imun tersebut mengendap di jaringan. Hal yang memungkinkan terjadinya pengendapan kompleks imun dalam jaringan ialah ukuran kompleks imun yang kecildan permeabilitas vascular yang meninggi, antara lain karena histaminyang lepas.
Pada penyakit autoimun Artritis Reumatoid, yang terbentuk disini adalah Igm (disebut rheumatoidfactor, RF) yang spesifik terhadap fraksi Fc molekul IgG dimana alas an pembentukannya dalam jumlah banyak belum diketahui. Kompleks RF dan IgG ditimbun di daerah sinovialsendi dan mengaktifkan komplemen yang melepas mediator dengan sifat kemotaksis dan lisis jaringan setempat. Respon inflamasi yang disertai peningkatan permeabilitas vascular menimbulkan pembengkakan sendi dan sakit bila eksudatbertambah banyak.
Enzim hidrolitik yang dilepas pada reaksi ini dapat pula menimbulkan destruksi permukaan sendi sehingga mengganggu fungsi normal sendi tersebut. Akibat inflamasi yang berulang-ulang, terjadi penimbunan fibrindan penggantian tulang rawan oleh jaringan ikat sehingga sendi menyatu (ankilosis) yang menjadi sulit untuk digerakkan.

Diagnosa rheumatoid arthritis (RA), pada tahap awal, bisa sulit. Tidak ada tes tunggal yang dapat dengan jelas mengidentifikasi rheumatoid arthritis. Sebaliknya, dokter mendiagnosis rheumatoid arthritis berdasarkan faktor-faktor yang sangat terkait dengan penyakit ini. American College of Rheumatology menggunakan daftar kriteria:
·      Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal satu jam.
·      Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi secara bersamaan.
·      Setidaknya satu bengkak di daerah pergelangan tangan, tangan, atau sendi jari.
·      Arthritis melibatkan sendi yang sama di kedua sisi tubuh (arthritis simetris).
·      Rheumatoid nodul, benjolan pada kulit penderita rheumatoid arthritis. Nodul ini biasanya di titik-titik tekanan dari tubuh, paling sering siku.
·      Jumlah faktor rematoid dalam darah abnormal.
·      X-ray tampak perubahan di tangan dan pergelangan tangan khas dari rheumatoid arthritis, dengan kerusakan tulang di sekitar sendi yang terlibat.

Penatalaksanaan Rheumatoid Artritis
Belum ada obat yang menyembuhkan reumatoid artritis, dalam artian bila obat sihentikan, maka penyakit tidak kambuh lagi. Pengobatan reumatoid artritis ditujukan untuk:
  1. Mengurangi nyeri
  2. Mengurangi inflamasi
  3. Menghentikan kerusakan sendi
  4. Mencegah cacat
  5. Memperbaiki fungsi sendi
  6. Memperbaiki kualitas hidup
  7. Mencegah kematian dini
Dahulu, pengobatan reumatoid artritis hanya untuk menghilangkan gejalanya saja, seperti mengurangi bengkak,nyeri (pengobatan simptomatik). Dengan pengobatan untuk mengurangi gejala saja, cacat tetap terjadi.
Sekarang, pengobatan reumatoid artritis dimaksudkan untuk menghentikan penyakit agar tidak berlanjut, mencegah hilangnya fungsi sendi, dan mencegah cacat, sehingga dapat mencegah kematian prematur.
Di masa depan, pengobatan diarahkan untuk mengurangi penyakit meskipun pengobatan dihentikan.
Pengobatan RA dibagi dua, yaitu terapi menggunakan obat, dan terapi non obat seperti fisioterapi, psikologik, dan pembedahan.
Pengobatan dengan menggunakan obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying anti rheumatic drug/DMARD) seperti metroteksat, sulfasalasin, kloroquin dapat digunakan. Namun kekurangan dari penggunaan obat tersebut adalah efek samping yang ditimbulkan cukup besar, prosedur penggunaan cukup rumit, efek lambat, dan angka kegagalan yang cukup besar.


Penggunaan agen biologi yang mekanisme kerjanya menginaktivasi sel T memiliki keuntungan bekerja lebih cepat, efek samping yang sedikit, dan angka keberhasilan yang cukup tinggi. Namun kekurangan penggunaan agen biologi dalam pengobatan RA adalah harganya yang cukup mahal bagi kebanyakan masyarakat. Yang perlu diingat adalah bahwa kunci keberhasilan pengobatan RA yaitu diagnosa dini dan pengobatan awal yang prograsif, yaitu sesegera mungkin menggunakan obat pengubah perjalanan penyakit (DMARD) bila diagnosa telah ditegakkan. reumatoid artritis belum dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol sampai tercapainya tingkat remisi (sembuh sementara), di mana gejala penyakit terutama kerusakan sendi dapat dihentikan.

Beberapa obat untuk pasien rheumatoid arthritis:
·         NSAID
Sebagai bagian dari perawatan rheumatoid arthritis Anda, dokter Anda mungkin akan memberikan resep obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Obat ini mengurangi rasa sakit dan inflamasi tetapi tidak memperlambat kemajuan RA. Oleh karena itu, orang dengan RA sedang sampai parah seringkali membutuhkan obat tambahan untuk mencegah kerusakan sendi lebih lanjut.
·         DMARDs
Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs) membantu memperlambat atau menghentikan perkembangan RA. DMARD yang paling umum digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis adalah metotreksat. DMARDs lainnya termasuk Arava, Azulfidine, Cytoxan, Imuran, Neoral, dan Plaquenil.
·         Biologis
Pengobatan yang terbaru dan paling efektif untuk rheumatoid arthritis adalah terapi biologis. Terapi biologis secara genetik direkayasa protein. Mereka dirancang untuk menghambat komponen spesifik sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran penting dalam peradangan, komponen kunci dalam rheumatoid arthritis.
·         TNF blocker membantu mengurangi rasa sakit dan kerusakan sendi dengan memblokir sebuah protein inflamasi disebut tumor necrosis factor (TNF). Ada beberapa bukti bahwa TNF blocker dapat menghentikan perkembangan rheumatoid arthritis. Penelitian terbaru telah menunjukkan manfaat ketika mereka menggabungkan dengan methotrexate. TNF blocker mencakup Enbrel, Humira, Remicade, Cimzia, dan Simponi.

 _____________________________________________________________________________________________
 Kesimpulan:

Rheumatoid arthritis (RA) atau sering juga disebut artritis reumatoid (AR) merupakan salah satu jenis penyakit rematik yang merupakan penyakit autoimun. Jenis penyakit rematik bermacam-macam. Lebih kurang terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik. Penyakit rematik memiliki gejala yang mirip satu dengan yang lain. Masyarakat umumnya menganggap semua penyakit rematik disebabkan oleh asam urat, padahal penyakit rematik karena asam urat (reumatoid gout) hanya terjadi sekitar 7% dari keseluruhan penyakit rematik. Penyakit reumatoid artritis merupakan salah satu penyakit rematik yang termasuk jarang dijumpai, namun bila tidak diobati, penyakit ini dapat mengakibatkan kecacatan sendi secara permanen. Reumatoid artritis termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar