HIDUP SEBAGAI SUATU PEZIARAHAN
Perjalanan hidup kita adalah
sebuah peziarahan. Dalam peziarahan itu, kita membutuhkan pertolongan Tuhan.
Sejauh mata memandang, sejauh kaki melangkah, dalam peziarahan adan begitu
banyak suka duka yang kita alami dan kita rasakan, silih berganti. Tepatnya
dalam tradisi katolik, ziarah menjadi sangat dominan dan sangat kental dengan
nuansa spiritual. Peziarahan yang kita laksanakan setiap hari adalah peziarahan
yang sifatnya fisik semata. Tetapi yang sebenarnya yang kita butuhkan adalah
peziarahan rohani. Peziarahan dimana kita sebagai orang beriman mengarahkan
diri kita pada Tuhan. Itu sebabnya dalam tradisi gereja kita, umat beriman
diajak untuk menjadi bagian dari peziarahan spiritual. Peziarahan ini adalah
peziarahan yang sangat panjang dan melelahkan.
Kalau kita mengikuti ziarah tiap
bulan Oktober atau Mei, mungkin secara fisik kita akan merasa capek dan lelah.
Tetapi setelah kita beristirahat sejenak, duduk dan minum/makan (kalau ada)
makan kita akan menjadi segar kembali. Yang sangat berat adalah perjalanan
spiritual. Suka duka, gembira, sakit, tidak berdaya, merasa dihina, merasa
difitnah, itu adalah bagian dari perjalanan spiritual.jadi, ketika kita mengikuti
ziarah-ziarah, kita harus mengerti dengan baik bahwa yang jauh lebih penting
dan bermakna adalah perjalanan spiritual. Ini adalah bagian dari perjalanan
spiritual karena seseorang berusaha mencari sesuatu yang berarti dan berguna.