Kita tidak pernah minta dilahirkan dan tak pernah bias menghindari
kematian yang sifatnya mutlak. Tapi, kita tak hanya terfokus pada kelahiran dan
kematian melainkan kita diberi kesempatan untuk menjalani hidup. Seberapapun buruknya,
baiknya ataupun semua resiko yang ada, kita diberi oleh yang Empunya Kehidupan.
Sejak kita kecil, banyak yang memikirkan suatu cita-cita yang
menarik buat kita masing-masing. Namun terkadang cita-cita yang kita miliki
berubah seiring berjalannya waktu. Ketika kita diperhadapkan pada pertanyaan
mengapa kita menginginkannya, akan beragam alas an yang terlontar.
Kita menjalani hidup kita, tahun demi tahun, dan ketika kita
berhenti sejenak dan merenung, kita menemukan bahwa yang kita kejar selama ini
adalah kenikmatan yang hasinya selalu sama – kepuasan yang hanya sementara. Sensasi,
kedudukan social yang tinggi, nama baik, gairah, gelar, dan tawa yang sifatnya
tidak kekal.
Kita merasa hampa dan mulai bertanya-tanya apa tujuan dari
segala rutinitas yang kita jalankan dari hari ke hari. Kita terus mencari arti
dari setiap rutinitas dan ketidakpastian hidup. Pencarian itu akan membawa kita
kepada tujuan akhir kita masing-masing. Seperti yang disebutkan dalam Mat 25 :
35 – 36 “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu
memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika
Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku;
keteka Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku”.
Jadi,bukan Ia akan mempertanyakan apa kedudukan kita dalam
masyarakat, atau seberapa panjang gelar kita dan lain sebagainya melainkan
apakah kita berbuat seperti yang Ia inginkan untuk kita lakukan bagi Dia melalui
sesama kita. Kita akan menyedari bahwa Allah itu begitu baik bagi kita dalam
sepanjang hidup kita. Amanat yang selalu kita pegang tersebut yang kita imani
akan membuat kita berbuat kasih pada sesama kita.
Ketika berpikir mengapa kita harus berbuat kasih, ada begitu
banyak alasan. Karena Ia adalah kasih, Ia memberikan kasihNya kepada kita
secara Cuma-Cuma dan tak aka habis ketika kita membaginya dengan orang lain. Bahkan
Iapun bersabda kepada kita, apa yang kamu harapkan orang laing perbuat
kepadamua, perbuat jugalah demikian. Sehingga ketika kita berbuat kasih, kita
pun akan merasakan kasih bukan hanya dari Allah kita melainkan dari sesama
kita.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar