Pembentukan kompleks imun atau kompleks
antige-antibody merupakan prose salami dalam rangka mempertahankan tubuh
terhadap antigen yang larut, misalnya toksin bakteri. Dalam keadaan normal,
kompleks imun yang dibentuk oleh toksin dan antitoksin segera dimusnahkan
dengan cara fagositosis dan selanjutnya hilang dari sirkulasi. Namun, pada
keadaan tertentu adanya kompleks imun dalam sirkulasi dapat mengakibatkan
berbagai kelainan dalam organ tubuh yang disebut penyakit kompleks imun.
Penyakit kompleks imun adalah
sekelompok penyakit yang didasari oleh adanya endapan kompleks imun pada organ
spesifik atau jaringan tertentu. Penyakit kompleks imun ini dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu penyakit kompleks imun alergi dan penyakit kompleks imun
non-alergi. Penyakit kompleks imun alergi antara lain reaksi Arthus, reaksi
serum sickness, bronco-alveoli alergik. Sedangkan yang termasuk penyakit
kompleks imun non-alergi antara lain Lupus Eritematosus Sistemik (LES), vaskulitis,
glomerulonefritis, arthritis rheumatoid (AR) dan demam reumatik.
Pada makalah ini akan dibahas lebih
khusus mengenai Arthritis Rheumatoid.
Reumatoid artritis termasuk penyakit autoimun yang
menyerang persendian tulang. Sendi yang terjangkit biasanya sendi kecil seperti
tangan dan kaki secara simetris (kiri dan kanan) mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami kerusakan. Kerusakan
sendi sudah mulai terjadi pada 6 bulan pertama terserang penyakit ini,
dan cacat bisa terjadi setelah 2-3 tahun bila penyakit tidak diobati.
Penyakit autoimun terjadi karena adanya gangguan pada
fungsi normal dari sistem imun yang menyebabkan sistem imun menyerang jaringan
tubuh sendiri atau dikarenakan adanya kegagalan antibodi dan sel T untuk
mengenali sel tubuhnya sendiri sehingga merusak sel tubuh sendiri karena
menganggap sel tubuh merupakan benda asing.
Reumatoid artritis menyerang lapisan dalam bungkus sendi (sinovium) yang mengakibatkan radang pada pembungkus sendi. Akibat sinovitis (radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi, tulang, tendon dan ligamen dalam sendi.
Reumatoid artritis menyerang lapisan dalam bungkus sendi (sinovium) yang mengakibatkan radang pada pembungkus sendi. Akibat sinovitis (radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi, tulang, tendon dan ligamen dalam sendi.
Peradangan sinovium menyebabkan keluarnya beberapa zat
yang menggerogoti tulang rawan sel sehingga menimbulkan kerusakan tulang dan
dapat berakibat menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi.
Dalam seminar yang diadakan Wyeth Indonesia 20 Mei 2009 lalu juga
mengungkap bahwa artritis reumatoid dapat menyerang semua usia, dari anak
sampai usia lanjut dan perbandingan wanita : pria adalah 3 : 1.
Gejala Reumatoid Artritis:
Terjadi peradangan pada sendi, terasa hangat di bagian
sendi, bengkak, kemerahan dan sangat sakit. Biasanya pada banyak sendi,
simetris, sendi terasa kaku di pagi hari. Selain itu, gejala lainnya adalah
demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah, dan anemia.
Patofisiologi
Dasar patofisiologi penyekit kompleks imun adalah reaksi
hipersensitivitas tipe III menurut Gell dan Comb. Reaksi tipe III disebut juga
reaksi kompleks imun, terjadi bila kompleks antigen-antibodi ditemukan dalam
jaringan atau sirkulasi/dinding pembuluh darah dan mengaktifkan komplemen.
Antibody disini biasanya IgM atau IgG dan dapat pula berupa IgA atau IgE. IgG
dan IgM mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik sedangkan IgA melalui jalur
alternatif. Komplemen yang diaktifkan kemudian melepas macrophage chemotactic
factor. Makrofag yang dikerahkan ke tempat tersebut melepas nezim protease dan
enzim lin yang dapat merusak jaringan sekitarnya. Makrofag juga melepaskan
bahan toksik yang berasal dari metabolism oksigen dan arginin (oksigen radikal
bebas) yang akan menyebabkan kerusakan jaringan lebih parah.
Antigen dapat berasal dari infeksi kuman pathogen yang
persisten, bahan yang terhirup atau dari jaringan sendiri. Infeksi dapat
disertai dengan antigen dalam jumlah yang berlebihan, tetapi tanpa adanya
respon antibody yang efektif.
Dalam keadaan normal, kompleks imun dimusnahkan oleh sel
fagosit mononuclear, terutama di hati, limpa dan paru tanpa bantuan komplemen.dalam
proses tersebut, ukuran kompleks merupakan factor penting. Pada umumnya
kompleks yang besar dapat dengan mudah dan cepat dimusnahkan oleh makrofag
dalam hati. Kompleks kecil sulit untuk dimusnahkan karena itu dapat lebih lama
berada dalam sirkulasi. Diduga bahwa gangguan fungsi fagosit merupakan salah
satu penyebab mengapa kompleks tersebut sulit dimusnahkan.
Meskipun kompleks imun berada di dalam sirkulasi untuk
jangka waktu yang lama,biasanya tidak berbahaya. Permasalahan akan timbul bila
kompleks imun tersebut mengendap di jaringan. Hal yang memungkinkan terjadinya
pengendapan kompleks imun dalam jaringan ialah ukuran kompleks imun yang
kecildan permeabilitas vascular yang meninggi, antara lain karena histaminyang lepas.
Pada penyakit autoimun Artritis Reumatoid, yang
terbentuk disini adalah Igm (disebut rheumatoidfactor, RF) yang spesifik
terhadap fraksi Fc molekul IgG dimana alas an pembentukannya dalam jumlah
banyak belum diketahui. Kompleks RF dan IgG ditimbun di daerah sinovialsendi
dan mengaktifkan komplemen yang melepas mediator dengan sifat kemotaksis dan
lisis jaringan setempat. Respon inflamasi yang disertai peningkatan
permeabilitas vascular menimbulkan pembengkakan sendi dan sakit bila
eksudatbertambah banyak.
Enzim hidrolitik yang dilepas pada reaksi ini dapat pula
menimbulkan destruksi permukaan sendi sehingga mengganggu fungsi normal sendi
tersebut. Akibat inflamasi yang berulang-ulang, terjadi penimbunan fibrindan
penggantian tulang rawan oleh jaringan ikat sehingga sendi menyatu (ankilosis)
yang menjadi sulit untuk digerakkan.
Diagnosa rheumatoid
arthritis (RA), pada tahap awal, bisa sulit. Tidak ada tes tunggal yang dapat dengan
jelas mengidentifikasi rheumatoid arthritis. Sebaliknya, dokter mendiagnosis
rheumatoid arthritis berdasarkan faktor-faktor yang sangat terkait dengan
penyakit ini. American College of
Rheumatology menggunakan daftar kriteria:
·
Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal
satu jam.
·
Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi
secara bersamaan.
·
Setidaknya satu bengkak di daerah pergelangan tangan,
tangan, atau sendi jari.
·
Arthritis melibatkan sendi yang sama di kedua sisi tubuh
(arthritis simetris).
·
Rheumatoid nodul, benjolan pada kulit penderita
rheumatoid arthritis. Nodul ini biasanya di titik-titik tekanan dari tubuh,
paling sering siku.
·
Jumlah faktor rematoid dalam darah abnormal.
·
X-ray tampak perubahan di tangan dan pergelangan tangan
khas dari rheumatoid arthritis, dengan kerusakan tulang di sekitar sendi yang
terlibat.
Penatalaksanaan
Rheumatoid Artritis
Belum ada obat
yang menyembuhkan reumatoid artritis, dalam artian bila obat sihentikan, maka
penyakit tidak kambuh lagi. Pengobatan reumatoid artritis ditujukan untuk:
- Mengurangi nyeri
- Mengurangi inflamasi
- Menghentikan kerusakan sendi
- Mencegah cacat
- Memperbaiki fungsi sendi
- Memperbaiki kualitas hidup
- Mencegah kematian dini
Dahulu,
pengobatan reumatoid artritis hanya untuk menghilangkan gejalanya saja, seperti
mengurangi bengkak,nyeri (pengobatan simptomatik). Dengan pengobatan untuk
mengurangi gejala saja, cacat tetap terjadi.
Sekarang,
pengobatan reumatoid artritis dimaksudkan untuk menghentikan penyakit agar
tidak berlanjut, mencegah hilangnya fungsi sendi, dan mencegah cacat, sehingga
dapat mencegah kematian prematur.
Di masa depan,
pengobatan diarahkan untuk mengurangi penyakit meskipun pengobatan dihentikan.
Pengobatan RA
dibagi dua, yaitu terapi menggunakan obat, dan terapi non obat seperti
fisioterapi, psikologik, dan pembedahan.
Pengobatan
dengan menggunakan obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying anti
rheumatic drug/DMARD) seperti metroteksat, sulfasalasin, kloroquin dapat
digunakan. Namun kekurangan dari penggunaan obat tersebut adalah efek samping
yang ditimbulkan cukup besar, prosedur penggunaan cukup rumit, efek lambat, dan
angka kegagalan yang cukup besar.
Penggunaan
agen biologi yang mekanisme kerjanya menginaktivasi sel T memiliki keuntungan
bekerja lebih cepat, efek samping yang sedikit, dan angka keberhasilan yang
cukup tinggi. Namun kekurangan penggunaan agen biologi dalam pengobatan RA
adalah harganya yang cukup mahal bagi kebanyakan masyarakat. Yang perlu diingat
adalah bahwa kunci keberhasilan pengobatan RA yaitu diagnosa dini dan
pengobatan awal yang prograsif, yaitu sesegera mungkin menggunakan obat
pengubah perjalanan penyakit (DMARD) bila diagnosa telah ditegakkan. reumatoid
artritis belum dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol sampai tercapainya tingkat
remisi (sembuh sementara), di mana gejala penyakit terutama kerusakan sendi
dapat dihentikan.
Beberapa
obat untuk pasien rheumatoid arthritis:
·
NSAID
Sebagai bagian dari perawatan rheumatoid arthritis Anda,
dokter Anda mungkin akan memberikan resep obat anti-inflamasi nonsteroid
(NSAID). Obat ini mengurangi rasa sakit dan inflamasi tetapi tidak memperlambat
kemajuan RA. Oleh karena itu, orang dengan RA sedang sampai parah seringkali
membutuhkan obat tambahan untuk mencegah kerusakan sendi lebih lanjut.
·
DMARDs
Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs) membantu
memperlambat atau menghentikan perkembangan RA. DMARD yang paling umum
digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis adalah metotreksat. DMARDs
lainnya termasuk Arava, Azulfidine, Cytoxan, Imuran, Neoral, dan Plaquenil.
·
Biologis
Pengobatan yang terbaru dan
paling efektif untuk rheumatoid arthritis adalah terapi biologis. Terapi
biologis secara genetik direkayasa protein. Mereka dirancang untuk menghambat
komponen spesifik sistem kekebalan tubuh yang memainkan peran penting dalam
peradangan, komponen kunci dalam rheumatoid arthritis.
·
TNF blocker membantu mengurangi rasa
sakit dan kerusakan sendi dengan memblokir sebuah protein inflamasi disebut
tumor necrosis factor (TNF). Ada beberapa bukti bahwa TNF blocker dapat
menghentikan perkembangan rheumatoid arthritis. Penelitian terbaru telah
menunjukkan manfaat ketika mereka menggabungkan dengan methotrexate. TNF
blocker mencakup Enbrel, Humira, Remicade, Cimzia, dan Simponi.
_____________________________________________________________________________________________
Kesimpulan:
Rheumatoid arthritis (RA) atau
sering juga disebut artritis reumatoid (AR) merupakan salah satu jenis penyakit
rematik yang merupakan penyakit autoimun. Jenis penyakit rematik
bermacam-macam. Lebih kurang terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik.
Penyakit rematik memiliki gejala yang mirip satu dengan yang lain. Masyarakat
umumnya menganggap semua penyakit rematik disebabkan oleh asam urat, padahal
penyakit rematik karena asam urat (reumatoid gout) hanya terjadi sekitar 7%
dari keseluruhan penyakit rematik. Penyakit reumatoid artritis merupakan salah
satu penyakit rematik yang termasuk jarang dijumpai, namun bila tidak diobati,
penyakit ini dapat mengakibatkan kecacatan sendi secara permanen. Reumatoid
artritis termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar